Kamis, 14 Agustus 2025
  • Login
fajarsatu.com
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
fajarsatu.com
No Result
View All Result

Tradisi Menulis Tiga Ketua Umum Ormas Islam

Admin
27/06/2025 17:46
in Opini
0
Aksi Turun Tangan: KDM, Barak TNI dan Kita
Share on FacebookShare on Twitter

Work online and earn real money

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku Biografi Tokoh dan Puluhan Buku

TIIGA pemimpin Ormas Islam di Indonesia yang cukup aktif menulis adalah (1) Prof. Dr. Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah), (2) Dr. Adian Husaini (Ketua Umum PP Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), dan Dr. Nashirul Haq (Ketua Umum DPP Hidayatullah). Mungkin ada juga ketua umum ormas lain yang aktif menulis, namun saya belum menyaksikan dan membacanya secara rutin. Tapi untuk ketiga ketua umum tersebut, saya menyaksikan cukup aktif menulis dan saya rutin menikmati tulisan atau karya mereka.

Ya, saya sangat bersyukur karena mendapat kesempatan untuk aktif membaca setiap tulisan ketiga tokoh tersebut. Baik dalam bentuk buku maupun dalam bentuk artikel yang dimuat di berbagai media online juga majalah. Sehingga asupan ide dan wawasan saya bertambah, tentu saja sangat mencerahkan. Ini juga menjadi penambah inspirasi dan motivasi ketika saya hendak menulis, baik buku maupun artikel untuk berbagai media. Kalau mereka bisa menghasilkan karya tulis, saya mestinya juga bisa.

Ada dua majalah yang rutin saya baca selama ini yaitu Suara Muhammadiyah dan Majalah Hidayatullah. Selain mendapatkan ulasan yang kaya perspektif, dari dua majalah tersebut saya belajar menulis secara gratis dari para penulis yang tulisannya dimuat di dua majalah tersebut. Terutama ketiga tokoh yang saya sebutkan di atas. Bagi saya, tiga tokoh tersebut merupakan inspirator autentik literasi islami di Indonesia era ini. Bukan sekadar kandungan ide pada tulisannya, tapi juga konsistensinya untuk menjaga tradisi menulis.

Saya bisa membayangkan betapa ketiga tokoh tersebut punya aktivitas yang sangat padat dan melelahkan, karena memimpin organisasi besar yang jaringannya ada di mana-mana. Tapi mereka bukan saja menyempatkan untuk menulis, bahkan menyediakan waktu khusus untuk menulis. Sehingga sampai detik ini saya masih menikmati karya mereka. Ingat, bukan saja menyempatkan diri, tapi menyediakan waktu khusus untuk menulis. Sekali lagi, kalau mereka bisa, saya mestinya juga bisa.

Bacajuga

KAI Daop 3 Cirebon Konsisten Tingkatkan Keselamatan Perjalanan KA Lewat Cek Lintas Jalan Kaki

Lapas Narkotika Cirebon Raih Penghargaan KPPN Award sebagai Satker dengan Kinerja Anggaran Terbaik Semester I

Jabar Peduli Lingkungan?

Karena itu pula, secara tergerak untuk menulis dan terus menulis. Mengapa? Jumlah penulis terutama dari kalangan muda semakin sedikit. Bila para pucuk pemimpin umat yang memiliki banyak kesibukan saja bisa menyempatkan bahkan menyediakan waktu untuk menulis, mestinya yang masih muda dan punya banyak waktu lebih giat lagi untuk menulis. Sebab kalau tradisi menulis terjaga, maka semakin banyak tulisan yang dipublikasi dan dibaca oleh pembaca di luar sana.

Di era serba digital semacam ini, para penulis terutama dari kalangan muda, harus lebih banyak dan lebih giat lagi. Bila selama ini kita mengeluhkan minimnya jumlah penulis dan minimnya tulisan, maka solusinya bukan memaksa orang lain di luar sana agar menulis, tapi memaksa diri kita sendiri untuk menulis dan menguasai berbagai media yang tersedia, termasuk media online. Bila ada kesulitan untuk menulis buku, maka silahkan menulis artikel untuk media online juga media sosial.

Saya percaya bahwa tak ada peradaban maju yang dibangun tanpa ide atau gagasan. Ide atau gagasan akan dikenal orang karena disampaikan dan dituliskan. Bila disampaikan secara lisan, biasanya cakupan penyebarannya terbatas, kecuali direkam dan dipublikasi. Tapi kalau dituliskan, dapat disebar ke mana pun dan dibaca oleh banyak orang dalam bentuk buku dan media lainnya. Termasuk ke berbagai media online yang terus bertumbuh dan semakin kompetitif. Kalau jumlah penulis semakin sedikit, lalu berharap kepada siapa kalau bukan kepada diri kita sendiri?

Peradaban maju sangat ditentukan oleh tradisi menulis yang terjaga. Peradaban apapun yang pernah jaya di atas muka bumi ini pasti akrab dengan tradisi menulis sekaligus tradisi membaca yang tinggi. Secara khusus peradaban Islam yang pernah berjaya selama ratusan tahun, merupakan dampak ril dari tradisi menulis yang kokoh zaman itu. Bahkan sebagian besar para pendiri bangsa Indonesia ini adalah penulis handal. Bila saja generasi muda bangsa ini melek dan aktif menulis, maka akan ada banyak karya tulis yang dipublikasi dan dinikmati pembaca. (*)

Related Post

Refleksi Akhir Tahun 2024: Gubernur Baru = Target Baru
Opini

Jabar Peduli Lingkungan?

Admin
13/08/2025 21:10
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Langkah Konkret Menghadapi Negara Darurat Korupsi

Admin
17/07/2025 13:49
Aksi Turun Tangan: KDM, Barak TNI dan Kita
Opini

Prestasi Nasional Ponpes Nurul Hakim Lombok dan Indonesia Emas 2045

Admin
12/07/2025 12:35
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 14:21
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Optimisme Mamiq Iqbal: Dari NTB Makmur untuk Indonesia Mendunia

Admin
10/07/2025 14:14
Konsekwensi Ekspetasi Penilaian Kinerja ASN
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 08:01
Jangan Hakimi Pondok Pesantren!
Opini

Urgensi Menulis Buku Biografi

Admin
09/07/2025 13:10
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Menjelang 1447 H dengan Muhasabah

Admin
20/06/2025 14:39

Populer

  • Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 6 Prestasi Habibie yang Patut Dijadikan Teladan

    128 shares
    Share 128 Tweet 0
  • Buka Acara Table Tennis Championship, Menteri Nusron Sampaikan Semangat Kesetaraan Atlet Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelisik Kiprah Politik H. Anwar Yasin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI, KAI Daop 3 Cirebon Hadirkan Promo Merdeka, Diskon Tiket Kereta 20%

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Content is protected !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website