ARJAWINANGUN, fajarsatu – Akibat mempelajari ilmu gaib tanpa guru, pasien gangguan jiwa di RSUD Arjawinangun, gantung diri. Korban ditemukan sudah tak bernyawa dengan menggunakan sarung di tempat ruangannya dirawat.
S (30) Warga Desa Kebonturi Kecamatan Arjawinangun, ditemukan tewas dengan gantung diri menggunakan sarung selimutnya sendiri. S ditemukan tewas dengan mengikatkan sarung ke lehernya pada Jumat (10/7/2020) pukul 20.30 WIB lalu.
Keterangan yang berhasil dihimpun fajarsatu.com, S sering mempelajari ilmu-ilmu gaib dari buku-buku yang dibaca tanpa ada guru pembimbing. S mempelajari ilmu gaib sejak berumur 25 tahun hingga S mengalami ganguan jiwa pada 2016 lalu.
“Saat itu S diajak teman-temanya, belajar ilmu gaib dari buku-buku. Ia mulai berpuasa tak lama kemudian ia sakit. Ia belajar tanpa ada guru yang membimbingnya,” kata MS, orang tua korban, Senin (13/7/2020).
Dikatakan MS, setelah beberapa minggu belajar ilmu gaib, S mulai bersikap aneh seperti mengalami gangguan jiwa. Ia berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri, dari mulai lompat dari pohon, hingga lompat dari tower Telkom. Untungnya, semua upaya percobaan bunuh diri itu gagal.
Selain lompat dari ketinggian, S juga pernah berdiri di tengah-tengah Jalan By Pass Arjawinangun untuk menabrakan diri ke mobil yang melintas. Upaya tersebut juga berhasil gagal karena keluarga dan aparat desa berhasil menyeret S untuk pulang ke rumahnya.
Lanjut MS yang lebih ekstrim lagi terjadi pada 2017. S nekat merobek perutnya sendiri menggunakan arit milik bapaknya, hingga ususnya sendiri keluar. Tidak hanya itu saja, S juga nekat mengkebiri diri sendiri hingga kemaluan putus. Akibat tindakannya, ia harus menjalani perawatan medis di RS Sumber Waras Ciwaringin selama satu minggu.
“Sempat dirawat di RS Sumber Waras Ciwaringin seminggu, karena merobek perutnya sendiri dan memotong kemaluannya. Kami gak mau tanya ke S, karena khawatir nyakitin hatinya. Jadi, sampai sekarang kami gak tahu dia punya keinginan apa,” terang MS.
Setelah peristiwa itu, banyak keluarga yang mensuport S agar sembuh, dengan berobat jalan. Secara perlahan, dia juga dinyatakan sembuh. Dari 2018, S mulai melaksanakan aktivitas seperti sedia kala dari kerja di pabrik triplek, bermain dengan teman-tamannya. Ia tidak lagi melakukan tindakan yang aneh-aneh lagi.
Namun, pada Juni 2020, S kembali mempelajari ilmu gaib. Dia berpuasa seminggu tanpa makan dan tidur. Dari situlah, dia mulai kambuh lagi, hingga Rabu (8/7/2020), S harus menjalani perawatan medis di RSUD Arjawinangun karena diduga mengalami gangguan jiwa.
Semua tak menyangka dalam menjalani perawatan medis di RSUD Arjawinangun, S malah berhasil melakukan misinya yang selama berkali-kali gagal. Ia akhirnya berhasil bunuh diri dengan cara gantung diri menggunakan sarung selimutnya di dalam RSUD Arjawinangun.
Ditempat yang berbeda, Kuwu Desa Kebonturi, Subur membenarkan kejadian tersebut. Korban merupakan masyarakatnya yang kadang-kadang mengalami gangguan jiwa dan kadang sembuh. Pihaknya dari aparat desa juga sudah berkali-kali menggagalkan aksi bunuh diri yang dilakukan oleh korban.
“Dia warga kami. Kalau dia, sudah tidak aneh. Dia berkali-kali melakukan upaya bunuh diri. Tapi, gagal. Cuman, dia kadang kambuh, kadang sembuh. Kalau sembuh dia melakukan aktivitas seperti biasa, dia juga bekerja di pabrik triplek,” katanya (dan)