KUNINGAN, fajarsatu – Bupati Kuningan H. Acep Purnama terpana dengan pesona keindahan objek wisata Pasir Batang. Keindahan alam yang menghijau dan semilir angin segar membuat pengunjung ingin berlama-lama tinggal di bukit yang berlokasi di Desa Karangsari, Kecamatan Darma ini.
Rasa kagum itu terlihat saat bupati menghadiri undangan ekspose potensi wisata dan panen raya jagung di obyek wisata Pasir Batang, Minggu (30/8/2020).
Dalam acara tersebut hadir juga Kepala Disporapar, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan dan Pangan, Kepala Camat Darma, Kepala BTNGC (Balai Taman Nasional Gunung Ciremai).
Selain itu turut hadir Kepala Desa Karangsari beserta jajaran, Kapolsek, Danramil, Babinmas, Babinsa Darma, Ketua anggota Gapoktan, Para pengurus Kelompok Pengurus Pariwisata (Kompepar) serta tamu undangan.
Sebelum perjalanan menuju obyek wisata Pasir Batang, bupati secara simbolis membuka panen raya jagung bersama kepala Desa Karangsari dan Ggapoktan Mekarsari.
Gakpoktan Mekarsari berhasil menanam hampir 70 hektar tanaman jagung hybrida dan Ini merupakan sebuah keberhasilan dari pemberdayaan kelompok yang tergabung dalam gapoktan Mekarsari dan menjadi manfaat bagi masyarakat sekitar.
Selanjutnya, bupati beserta jajarannya melanjutkan perjalanan menuju obyek wisata Pasir Batang dan disambut oleh Ketua Kompepar, Aen.
Dalam sambutannya, Aen menyampaikan, bukit ini memiliki keindahan yag luar biasa karena dapat melihat view diantaranya Waduk Darma, Kabupaten Majelengka, Cirebon bahkan Gunung Slamet di Jawa Tengah.
Disini juga, lanjutnya, kaya akan flora dan fauna. Jalan menuju obyek wisata Pasir Batang ini juga menghubungkan jalan tembus ke arah palutungan tak jauh dari lokasi itu sekitar 200 meter sedang dibuat jalur untuk sepeda gunung.
“Disini juga dikenal sebagai wisata argo seperti jagung, sayuran juga kopi, terdapat 3 jenis kopi yang menjadi kopi khas Desa Karangsari diantaranya arabika, robuska dan liberika,” ungkap Aen.
Dijelaskannya, kopi ini dikelola oleh petani serta Kompepar yang bekerja sama dengan koperasi desa, namun pengelolaan kopi tersebut masih menggunakan alat seadanya.
Aen berharap pada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dan memeperhatikan produksi kopi ini. wisata ini juga pernah dipakai praktek oleh IPB, Uniku, Unpad dan Trisakti hanya saja untuk menuju lokasi ini tidak ada penunjuk arah menuju Pasir Batang sehingga menyulitkan wisata.
Sementara, Kepala Desa Karangsari menanmbahkan, obyek wisata Pasir Batang ini menyuguhkan keindahan alam yang luar biasa tidak kalah dengan beberapa obyek wisata di Kuningan seperti Palutungan.
“Bagi para wisatawan yang menyukai suasana alam langsung saja mendatangi obyek wisata ini dimana Desa ini memiliki andalannya yaitu wisata argo karena 90-95 % penduduk Desa Karangsari bermata pencaharian sebagai petani. Semoga desa ini dapat menjadi contoh bagi desa lainnya sebagai desa pertanian,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Kuningan, H. Acep Purnama menyampaikan, sebagaimana yang diketahui bersama bahwa pengelolaan suatu kawasan di satu daerah menjadi kewajiban bersama.
“Beberapa potensi sumber daya alam yang dapat kita oleh tersebut dapat menjadi manfaat bagi masyarakat sekitar. Bupati akan mengajak Dinas pemangku kepentingan wilayah untuk kelanjutaan pengelolaan Obyek wisata Desa Karangsari kedepannya seperti apa,” kata Acep.
Mulai hari ini, tambah Acep, akan dipikirkan mengenai percepatan pembangunan Desa Karangsari khususnya wisata Pasir Batang yang memiliki potensi untuk menarik daya tarik wisatawan.
Acep berpesan untuk tidak melupakan fungsi lembaga-lembaga yang sudah ada sebagai bentuk kerja sama untuk potensi wisata Desa Karangsari. (Abel)