KESAMBI, fajarsatu – Sejumlah Wisudawan dan Wisudawati Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar aksi unjuk rasa yang menilai jika wisuda yang dilaksanakan kali ini dinilai tidak baik.
Salah satu perwakilan mahasiswa, Alwi mengatakan. wisuda online atau offline bukan sebagai opsi, karena konsep wisuda online baru dikonsepkan secara mendadak.
“Kami memang sempat melakukan audiensi terkait hak dan kewajiban wisudawan sebelum hari ini tapi tidak ada jawaban secara pasti dari pihak kampus,” kata Alwi, Kamis (24/9/2020).
Pihaknya juga menyoroti terkait dengan pembagian pulsa bagi wisudawan dan wisudawati, pasalnya ada sebagian mahasiswa tidak menerima pulsa.
“Kami sempat menanyakan kepada rektor, tapi rektor malah memblokir nomer wisudawan yang menanyakan soal wisuda dan kami nilai rektor bukan sebagai pimpinan baik,” ujar Alwi.
Ditambah lagi, sejumlah mahasiswa pun mendapatkan informasi juga jika dana wisudawa digunakan dalam persiapan perubahan status dari IAIN menjadi UIN.
“Kami juga dapat informasi kalo anggaran wisuda digunakan untuk peralihan status IAIN menjadi UIN,” ucap Alwi.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. Sumanta mengatakan, kondisi ditengah masa pandemi seperti saat ini pihaknya meminta maaf kepada wisudawan dan wisudawati karena tidak bisa melayani acara wisuda secara baik.
“Mohon dimaklum, karena tahun sebelumnya wisuda dilaksanakan secara langsung, tapi ditengah kondisi seperti ini harus dilaksanakan secara online. Ini juga sudah menjadi keputusan bersama mohon untuk di maklumi atas nama lembaga,” kata Sumanta.
Terkait dengan dugaan penggunaan anggara wisuda dari wisudawan terkait perubahan status IAIN menjadi UIN, Sumanta tidak membenarkan hal tersebut. Karena seluruh keuangan kampus ada di kas negara dan penggunaan harus dilakukan pengajuan terlebih dahulu kepada Direktorat Keuangan Kementerian Keuangan.
“Mahasiswa jangan khawatir uang di korupsi karena setiap tahun kami diperiksa oleh BPK, wisuda pun sudah direncanakan sudah jauh-jauh hari karena sudah masuk dalam kalender akademik dan memang direncanakan sejak awal dilakukan secara offline akan tetapi dengan kondisi pandemi mengharuskan dijalankan secara online,” kata Sumanta.
Lanjut Sumanta, sebenarnya kampus memang menginginkan wisuda untuk diselenggarakan secara offline. Akan tetapi, mengharuskan disertai dengan surat keterangan rapid atau swab dan kemudian harus disertai dengan surat izin yang diajukan oleh satgas Covid-19 Kota Cirebon.
“Untuk biasa surat keterangan rapid atau swab siapa yang mau nanggung itu semua ?,” ujar Sumanta.
Kemudian terkait dengan pulsa sebesar Rp 50 ribu sebagai subsidi bagi mahasiswa, sebenarnya hal itu untuk meringankan beban wisudawan dan wisudawati. Ditegaskan olehnya, jika kampus lain tidak ada yang memberi keringan pulsa bagi wisudawan dan hal itu tidak perlu untuk diperdebatkan.
“Jumlah mahasiswa yang menjalani wisuda kali ini sebanyak 892, secara teknis masih kami akui memang perlu disempurnakan karena baru pertama kali kami melaksanakan wisuda secara online,” ujar Sumanta. (dave)