MUNDU, fajarsatu – Harga udang vaname mengalami penurunan, imbas dari adanya aksi unjuk rasa di Jakarta. Penurunan harga tersebut, dirasakan oleh petambak udang vaname di Cirebon.
Toangga, merupakan salah satu petambak udang vaname asal Cirebon yang terdampak. Ia merupakan petambak udang, hasil binaan perusahaan pembangkit listrik Cirebon Power.
Walaupun panennya dirasa berhasil, namun harga jualnya mengalami penurunan. Awalnya, harga udang vaname dengan size 100 (100 ekor dalam 1 kg) mencapai Rp 60 ribu/kg. Harga tersebut dirasa cukup bagus bagi petambak udang vaname.
“Namun, gara-gara ada aksi di sejumlah wilayah, terutama Jakarta, harga udang vaname menjadi turun Rp 5 ribu, menjadi Rp 55ribu/kg,” kata Toangga, Jumat (16/10/2020).
Berdasarkan informasi yang ia terima, penurunan harga tersebut, dikarenakan banyaknya para bandar besar udang, terkendala dalam pengiriman.
Karena berdasarkan pengakuan dari salah satu bandar, ada sejumlah truk yang mengangkut udang vaname, sempat tertahan cukup lama, akibat adanya aksi penolakan UU Cipta Kerja. “Akibatnya, kualitas udang menurun,” ujar Toangga.
Walaupun harganya turun, Toangga tetap melanjutkan panen parsialnya itu. Ia melakukan panen saat ukuran udang berada pada size 100, karena jumlah udang di tambak, sudah melebihi kapasitas.
Toangga, melakukan budidaya udang vaname, dengan menggunakan tambak seluas 50 x 12 meter. Ia menebar sebanyak 120ribu benih udah vaname di tambaknya.
Berkat dukungan dan binaan dari Cirebon Power, angka kematian udang menjadi menurun. Awalnya, ia menduga banyak udang yang akan mati karena kondisi cuaca. Namun ternyata, udang yang mati tersebut, dikarenakan tempat yang sudah terlalu padat, akibat minimnya angka kematian udang.
“Jadi, udangnya numpuk. Makannya kita panen lebih awal, namun disisakan untuk panen raya, bulan depan nanti,” kata Toangga.
Ia berharap, harga udang kembali bisa stabil dan para petambak udang bisa mendapatkan hasil yang maksimal. (dkn)