KALIWEDI, fajarsatu – Masyarakat Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon dihebohkan dengan adanya dugaan penjualan limbah medis yang dilakukan Puskesmas Kaliwedi kepada penjual rongsok di wilayah Panguragan, namun kepala Puskesmas dengan tegas membantahnya.
Limbah medis yang digolongkan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan rumah sakit maupun fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lainnya, itu membutuhkan penanganan khusus.
Namun di Puskesmas Kaliwedi dihebohkan karena masyarakat melihat fasilitas pelayanan kesehatan itu menjual ke tukang rongsok di wilayah Panguragan.
Saat dikonfirmasi Kepala Puskesmas Kaliwedi, dr. H. Abdullah mengatakan, kalau yang beredar kabar diluaran terkait Puskesmas Kaliwedi menjual limbah medis, tidak benar. Menurutnya yang dijual itu hanya barang rongsokan yang tidak terpakai.
“Itu bukan limbah medis, tetapi barang-barang yang sudah tidak terpakai dan sulit diperbaiki, seperti kursi plastik, tong sampah dan lainnya. Dan itu bukan limbah medis,” tegas Abdullah yang didampingi bendaharanya, Hj. Desi kepada media di ruang kerjanya, Rabu (21/10/2020)
Lebih lanjut dikatakan Abdullah, yang dijual puskesmas Kaliwedi itu barang – barang bekas yang sudah tidak terpakai dan sudah tidak bisa diperbaiki lagi sehingga sudah bukan lagi aset daerah, karena sebelumnya sudah diusulkan pemusnahan aset.
“Kalau limbah medis (B3) puskesmas Kaliwedi sudah ada MoU dengan salah satu perusahaan di wilayah Bekasi dan saat ini sudah berjalan, setiap tiga bulan sekali atau lebih mereka dari pihak perusahaan datang untuk mengangkut limbah medis tersebut,” paparnya.
Dikatakannya pihaknya tahu betul bahayanya limbah medis, apalagi sampai dijualbelikan, sehingga tidak mungkin itu dilakukan. Itu hanyalah barang-barang rongsok yang sebelumnya sudah di usulkan ke dinas terkait untuk pemusnahan aset karena sudah tidak bisa diperbaiki lagi.
“Daripada kotor dan menjadi sarang tikus dan ular ya kita berikan ke Panguragan, karena itu juga sudah bukan lagi aset daerah yang harus kita pertanggung jawabkan, tetapi sudah menjadi barang yang tidak terpakai,” ungkapnya. (dan)