BANDUNG, fajarsatu.- Sekolah berperan penting dalam menyosialisasikan pencegahan penggunaan narkoba dan obat/bahan berbahaya lainnya bagi siswa.
Hal tersebut disampaikan Kasubdit Media Elektronik Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, Tri Tjahyono.
Menurutnya, sebagai lembaga pendidikan, sekolah memiliki peran penting dalam proses tersebut. “Sekolah itu yang paling utama. Sebab, hampir sebagian besar waktu siswa dihabiskan di sekolah karena sekolah adalah akses bagi kehidupan mereka.
Oleh karena itu, sekolah harus bisa menciptakan lingkungan dan mengisi kegiatan siswa dengan positif,” ujar Tri saat ditemui usai Rapat Koordinasi “Metode Pendidikan Anti-Narkoba untuk Kalangan Remaja” di Kantor BNN Provinsi Jawa Barat (Jabar), Jln. Rancamekar No. 1, Kota Bandung, Selasa (10/09/2019).
Selain itu, lanjut Tri, sosialisasi yang dilakukan tak melulu berbentuk penyuluhan, namun bisa disisipkan melalui berbagai mata pelajaran. Seperti, pendidikan jasmani, biologi, kimia, sosiologi, dan pelajaran agama.
“Di sini, guru harus berperan lebih. Pengetahuan guru juga harus kuat agar mampu mencegah anak-anak mendekati narkotiba,” imbaunya.
Tri menjelaskan, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dan Prekursor Narkotika, BNN bisa bekerja sama dengan sekolah untuk mengetes urine siswa untuk mendiagnosis kesehatan siswa.
Namun, tambahnya, hal tersebut dilakukan jika dibutuhkan, tidak seperti yang diterapkan pada satuan kerja perangkat daerah atau lembaga lainnya yang wajib mengikuti tes urine. Kebijakan ini dikembalikan lagi kepada pihak sekolah. “Itu kembali kepada pihak sekolah bagaimana baiknya,” pungkasnya. (FS-6)