Oleh: Angga Maradeka
(Penulis adalah Pengamat Masalah Sosial, Tingga di Cirebon)
BELAKANGAN ini curah hujan di wilayah kabupaten Cirebon sangatlah tinggi, hal tersebut menjadi imbas terjadinya banjir dibeberapa wilayah Kabupaten Cirebon seperti di daerah utara Cirebon hingga terakhir terjadi di wilayah timur Cirebon.
Seperti yang sudah diketahui, banjir disebabkan terjadinya pendangkalan hampir seluruh daerah aliran sungai yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon dan sedimentasi dan penyempitan dari badan sungai itu sendiri menjadi salah satu faktor penyebab meluapnya air sungai sehingga berujung banjir.
Selain karena faktor sedimentasi dan penyempitan badan sungai salah satu faktor kuat penyebab banjir adalah sampah, memang sampah saat ini menjadi masalah tersendiri yang sampai saat ini belum terselesaikan di Kabupaten Cirebon.
Namun dalam hal ini sampah sebagai penyebab utama banjir karena memang sampah ini yang juga penyebab sedimentasi, penyempitan aliran sungai karena sumbatan-sumbatan yang terjadi di aliran sungai sehingga dengan debit air yang tinggi berujung menjadi meluber ke permukiman.
Sampah yang menyebabkan sumbatan di daerah aliran sungai memang sebagian besar adalah sampah rumah tangga, sampai saat ini memang menjadi PR besar bagaimana masyarakat masih ada yang minim kesadarannya dalam membuang sampah dengan membuang sampahnya ke sungai.
Hingga saat ini memang suka tidak suka perlu kita akui pemerintah kabupaten cirebon belum dapat secara maksimal dalam menangani persoalan sampah. Sering kita jumpai dipinggir-pinggir jalan sampah-sampah menumpuk yang tentunya menjadi sebuah pemandangan yang kurang pantas.
Sampah menggunung memang salah satu penyebabnya juga adalah ketiadaannya TPA yang memadai untuk menampung sampah-sampah yang dihasilkan oleh masyarakat kabupaten cirebon.
Pemerintah Kabupaten Cirebon bukan tanpa upaya dalam pengadaan TPA untuk menampung sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat Kabupaten Cirebon.
Awalnya Pemerintah Kabupaten Cirebon mengupayakan pengadaan lahan untuk TPA di wilayah Kecamatan Pasaleman. Namun seiring dinamika warga sekitar Kecamatan Pasaleman menolak rencana Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Baru-baru ini Pemerintah Kabupaten Cirebon merencanakan lokasi TPA ini di wilayah Kubangdeleg. Pun sama di daerah tersebut masyarakatnya walaupun hanya sebagian sama menolak rencana Pemerintah Kabupaten Cirebon tersebut.
Tentu ini menjadi PR kembali bagi Pemerintah Kabupaten Cirebon yang merencanakan pembangunan TPA yang bukan hanya bangunan fisiknya saja namun teknologi pengelolaan hingga pengolahan sampah yang modern namun tanpa ekses yang muncul dari sosial masyarakat maupun lingkungan itu sendiri.
Memang pengelolaan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemrintah kabupaten saja secara umum, namun wewenang tersebut dapat diambil oleh tingkat pemerintahan di bawah pemerintah kabupaten itu sendiri mulai dari pemerintah kecamatan hingga yang paling berhadapan langsung dengan masyarakat yaitu pemerintah desa.
Dalam hal ini bagaimana penanganan sampah itu bisa diupayakan selesai di tingkat desa atau maksimal di tingkat kecamatan.
Memang secara kongkrit tetap perlu adanya TPA, namun sebelum sampah-sampah itu diolah di TPA ini tentunya perlu penampungan-penampungan sementara. Penampungan sementara ini dapat dilakukan ditingkat desa dimana pemerintah desa mesti legowo menyediakan sedikit lahan aset desa untuk dpergunakan sebagai TPA Sementara (TPAS).
Pengadaan lahan desa yang dijadikan TPAS seperti yang dilakukan di Desa Cibogo Kecamatan Waled yang diinisiasi Pemerintah Desa Cibogo. Menurut Kuwu Desa Cibogo, ahmad hudori, saat ini masyarakat Desa Cibogo hampir tidak ada yang membuang sampah sembarangan.
Untuk sampah rumah tangganya akan diangkut oleh petugas khusus dan dibuang sementara di TPAS yang lahannya sudak disediakan Pemdes Cibogo. Namun diakui memang TPAS tersebut bukan hanya menampung sampah warga Desa Cibogo saja, warga desa sekitar pun banyak yang membuang sampahnya di TPAS.
Upaya-upaya tersebut harapanya dapat mengurangi timbunan sampah ataupun membiasakan masyarakat untuk tidak membuang sampahnya ke sungai yang berujung mengakibatkan banjir seperti yang sudah terjadi belakangan ini. (*)