TALUN, fajarsatu.- Secara resmi H. Mustofa menyerahkan formulir pendaftaran pada tahapan proses penjaringan nama untuk mengisi kursi Wakil Bupati Cirebon.
Diungkapkan pria yang akrab disapa Jimus ini, dalam penyerahan formulir pendaftaran ini sebagai jawaban dari dukungan yang diberikan oleh beberapa pihak kepada dirinya.
“Ini sebagai jawaban untuk yang mendukung syaa dalam pendaftaran calon Wakil Bupati, dalam proses penjaringan nama ini kurang lebih sebanyak 22 nama yang termasuk saya,” katanya saat ditemui selepas melakukan penyerahan formulir di DPC PDI Perjuangan, Kamis (19/09/2019).
Sesuai keterangannya, Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Cirebon turut mengantarnya dalam pengembalian formulir ppendaftaran.
Pasca tidak lagi menjadi ketua DPC PDIP setelah melakukan formulir pendaftaran dimanfaatkan dirinya untuk melakukan silaturahmi bersama sejumlah PAC dan pengurus DPC PDIP.
“Saya selaku pribadi akan meminta izin langsung kepada ketua DPD PDIP Jawa Barat, untuk ngasih tahu kalau saya mengikuti tahapan ini yang sebelumnya pernah ditanyai oleh beliau” ucapnya.
Lanjut dia, dilihat dari nama-nama yang tercantum dalam bursa pencalonan wakil bupati sudah mengakomodir orang yang mengetahui akan potensi-potensi yang ada di Kabupaten Cirebon.
“Para kandidat juga harus mengingat jangan menaruh perasaan suka dan tidak suka, karena PAC diberikan kewenangan untuk melemparkan nama lebih dari satu nama,” ujarnya.
Secara pribadi, Jimus merasa yakin akan bisa mendapatkan rekomendasi sebagai wakil bupati, dikatakannya hal itu dapat dilihat dari prestasi yang sudah diraihnya.
“Saya merasa cukup mapan yang dilihat dari prestasi saya untuk menjadi wakil bupati dan itu yang menjadi tekad syaa untuk ikut turut berpartisipasi dalam penjaringan calon wakil bupati,” terangnya.
Ia mengungkapkan, hal yang paling utama dalam penyelesaian polemik Kabupaten Cirebon menurut Jimus harus dibenahinya komunikasi di tatanan pemerintahan.
“Penyelesaian pengkotak-kontakan di tatanan pemerintah yang saya kira harus secepatnya di benahi, karena ASN itu harus bekerja profesional bukan atas dasar bekingan,” tutupnya. (FS-7)