CIWARINGIN, fajarsatu – Penggunaan pupuk organik di Kabupaten Cirebon, masih belum jelas karena kurangnya sosialisasi dinas terkait kepada para petani, petani tetap lebih memilih pupuk kimia walau itu sangat berbahaya dalam penggunaan jangka panjang.
Namun berbeda yang dilakukan kelompok tani Berkah Mandiri yang berada di Desa Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon, disaat petani masih terus menggunakan pupuk kimia, justru kelompok ini lebih memilih menggunakan pupuk organik buatan sendiri.
Dengan bahan-bahan yang berada di sekitar lingkungannya seperti kotoran hewan, serta bahan lainnya yang mudah didapat disekitar. Bahan-bahan tersebut dibuat dalam bentuk pupuk organik cair (POC).
Ketua kelompok tani Berkah Mandiri Supardi (38) sekaligus anggota satuan polisi pamong praja (Satpol-PP) Kabupaten Cirebon, dengan keuletannya membuat pupuk organik untuk keperluan kelompok taninya.
Pada saat sekarang pada musim gadu (Kemarau) penggunaan yang dilakukan pada tanaman kacang ijo pada kelompoknya, pupuk organik cair buatan kelompok tani Berkah Mandiri menghasilkan 1,2 ton pada luas lahan 1 Bau. Sedangkan pada tanaman kacang ijo bukan pupuk organik hanya 6-7 kwintal saja.
Dikatakan Supardi, menggunakan pupuk organik pada tanaman kacang ijo perbedaan sangat mencolok seperti daun lebih hijau dan tahan hama, tapi pakai pupuk kimia daun cepat kuning dan mati.
“Panen juga bisa empat kali panen, tapi non organik hanya dua kali saja, buah kacang ijo juga akan lebih besar,” terang Supardi.
Supardi mampu membuat pupuk organik cair yang bisa membuat hasil tanaman menjadi meningkat penghasilannya hingga 50 persen dengan biaya produksi sangat kecil. Bahkan Supardi bukan hanya membuat pupuk organik cair saja, tapi ia juga membuat pestisida nabati yang bisa membunuh hama-hama tanpa menggunakan bahan kimia.
“Dengan modal seadanya, saya mulai membeli bahan-bahan untuk pembuatan pupuk organik cair seperti tomat, air kelapa, urin kelinci dan kambing, telur ayam, serta bahan-bahan makanan yang tidak terpakai,” kata Supardi dikediamannya, Kamis (7/10/2021).
Kemudian, lanjut dia, bahan-bahan tersebut diblender atau dicacah untuk difermentasi dan diinapkan selama tujuh hari hingga bisa dibuat pupuk organik cair.
Ia sangat berharap kepada dinas terkait pemerintah daerah kabupaten Cirebon untuk bisa mensosialisasikan pupuk organik kepada para petani, mengingat sampai saat ini para petani sepertinya sangat enggan menggunakan pupuk organik.
“Ini harus ada keterlibatan dinas terkait agar para petani bisa mengenal pupuk organik, bukan sebaliknya malah mengenalkan pupuk kimia kepada para petani.” ungkapnya. (dan)