CIREBON – Saat musim tanam tiba, namun lagi-lagi kelangkaan pupuk subsidi kabupaten Cirebon langka di pasaran. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi yang diikuti para kios pupuk, Muspika Kecamatan Gegesik.
Dalam rapat tersebut, para kuwu se-Kecamaan Gegesik, distributor pupuk dan kelompok tani mempertanyakan masalah kelangkaan pupuk subsidi yang berlangsung di kantor Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, Jumat (21/1/2022)
Berbagai keluhan disampaikan saat rapat koordinasi tersebut. Salah seorang petani mengatakan, sulitnya saat sekarang mendapatkan pupuk subsidi, serta pendistribusian pupuk yang dianggap sangat lamban.
Seperti disampaikan Kuwu Gegesik Wetan, Abdul Ghofari. Menurutnya, di saat petani dituntut untuk menghasilkan pertanian yang maksimal, tetapi pendistribusian pupuk sangat lamban serta sarana pertanian seperti irigasi juga harus diperhatikan.
Dikatakannya, semua itu baik pupuk maupun sarana prasarana harus diperhatikan, pupuk juga dalam pengiriman atau pendistribusian sangat lamban.
“Pendistribusian pupuk sebelum masa tanam harus segera didistribusikan. Jadi saat musim tanam petani sudah menerima pupuk. Jadi pendistribusian pupuk harus segera diperbaiki,” kata Abdul.
Sementara perangkat Desa Bayalangu Kidul, Suwedi mengusulkan agar pendistribusian pupuk benar-benar bisa diawasi sehingga pupuk bisa diterima langsung petani.
“Saat ini sudah musim tanam sehingga pupuk sangat dibutuhkan, terutama pupuk urea, tapi petani sulit mendapatkannya. Kalau perlu ada pengawasan pendistribusian pupuk,” ujarnya.
Saat ini, tambahnya, sudah musim tanam sehingga pupuk terutama jenis urea harus ada tetapi petani di kios-kios kesulitan mendapatkannya.
“Jatah pupuk untuk petani juga jangan di kurangi, saat ini untuk satu hektare butuh 5 kwintal tetapi petani hanya mendapatkan 2,5 kwintal saja,” Jelasnya.
Sementara Kasi Pestisida Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Darwadi menyampaikan, semua upaya sudah dilakukan dinas pertanian, bahkan surat SK pupuk sudah di tandatangani Desember.
“Artinya pupuk pada bulan Januari harusnya sudah diterima petani, cuma sekarang ada yang mengatur masalah pupuk yakni Pupuk Indonesia (PI), kalau PI belum mengeluarkan izin distributor juga belum bisa mendapatkan pupuk,” katanya.
Terkait kurangnya jatah petani, kata Darwadi, pupuk subsidi berkurang sehingga petani boleh membeli pupuk non subsidi.
“Kalau kekurangannya petani ya harus membeli pupuk nonton subsidi, agar bisa tercapai produksinya,” ujarnya. (dan)