CIREBON – Acara mapag sri merupakan adat leluhur yang rutin dilakukan setiap tahun menjelang musim panen. Hal itu dilakukan di setiap desa sebagai bentuk rasa syukur pada Tuhan.
Mapag Sri sudah rutin dilakukan disetiap desa jelang tanaman padi akan panen, sebagai bentuk syukur para petani kepada yang maha Kuasa dengan hasil panen yang didapat.
Seperti di Desa Gintung Ranjeng, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Pemdes bersama petani mengadakan adat Mapag Sri jelang panen raya di desa tersebut.
Kaur Ekbang Desa Gintung Ranjeng, Mustadi mengatakan, acara adat Mapag Sri sudah rutin dilakukan setiap tahun jelang musim panen.
“Adat Mapag Sri sebagai bentuk syukur para petani jelang musim panen melibatkan para petani untuk sama-sama besyukur atas hasil panen yang diberikan Tuhan kepada kita,” kata Mustadi, Senin (14/3/2022).
Dikatakannya, acara Mapag Sri merupakan adat leluhur nenek moyang yang tidak boleh di tinggalkan, sebagai wujud syukur para petani kepada Tuhan dari hasil panen yang didapat.
“Dengan hasil panen yang melimpah kita harus bersyukur dengan mengadakan acara adat atau biasa disebut Mapag Sri, agar panen pada tahun berikutnya tetap menghasilkan hasil yang maksimal,” ungkapnya
Lebih lanjut, berbagai kegiatan pada acara Mapag Sri di Desa Gintung Ranjeng, seperti arak-arakan karnaval, mengambil padi dari sawah yang langsung dilakukan oleh kuwu sebagai simbolis dimulainya panen raya.
Acara dilanjutkan pada malam harinya yakni tausyiah oleh ustadz dari Majalengka dan malam kedua acara penutup para petani dihibur wayang kulit semalam suntuk yang bertempat di Balai Desa Gintung Ranjeng. (dan)