CIREBON – Institut Pendikan dan Bahasa (IPB) Cirebon resmi berdiri setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 540/E/0/2021 pada tanggal 8 Desember tahun 2021 melalui Dirjen Dikti.
IPB Cirebon merupakan penggabungan Sekolah Tinggii Ilmu Bahasa Asing (STIBA) Invada dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Kependidikan (STKIP) Invada.
Demikian dikatakan Rektor IPB Cirebon, Dr. Mahfud, M.Si, M.Kom dalam konferensi pers yang berlangsung di Kampus IPB Cirebon, Jalan Brigjen Dharsono No. 20, Desa Kertawinagun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (21/3/2022).
Konferensi pers tersebut juga dihadiri seluruh ketua program studi (prodi) antara lain Juwintan, SS, MH (Ketua Prodi Sastra Inggris), Yanti Hidayati, S.Pd, MH (Ketua Prodi Sastra Jepang), Aldha Wiliyan, M.Pd (Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris), M. Guntur, M.Pd (Ketua Prodi Pendikan Guru Sekolah Dasar), Fedro Iswandi, S.Pd, M.Li (Ketua LPPM) yang dipandu oleh Arief Firdaus S.IP, M.Si yang juga menjabat Ketua Lembaga Penjaminan Mutu.
Menurut Rektor IPB Cirebon, Dr. Mahfud, M.Si, M.Kom, perubahan status menjadi institut melalui proses dan tahapan yang cukup panjang yakni melalui tahapan penilaian dan visitasi dari aspek hukum, keuangan hingga umum meliputi sumber daya manusia serta sarana dan prasarana.
“Setelah proses berhasil diverifikasi, STIBA dan STKIP dinyatakan layak menjadi Institut meliputi Program Studi Pendidikan dan Bahasa yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Sastra Inggris dan Sastra Jepang,” jelasnya.
Sehingga, lanjut Mahfud IPB Cirebon juga menyelenggarakan Program Studi Sastra Inggris Program Sarjana, Sastra Jepang Program Sarjana, Pendidikan Bahasa Inggris Program Sarjana, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Sarjana dan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Program Sarjana.
Dikatakannya, dengan perubahan nama tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi masyarakat dan dunia penidikan setingkat guru dan siswa SMA melalui media sosial dan media massa.
“Tujuannya untuk memperkenalkan nama baru STIBA dan STKIP Invada yang selama ini dikenal masyarakat menjadi Institut Pendikan dan Bahasa (IPB) Cirebon,” ujar Mahfud.
Namun, lanjutnya, karena masih terkendalan pandemi Covid-19, sosialisasi tersebut baru sebatas media sosial dan media massa saja, sedangkan sosialisasi langsung ke lapangan, seperti mengunjungi sekolah masih menunggu waktu yang tepat karena terkendala Covid-19.
Mahfud menambahkan, penggabungan STIBA dan STKIP Invada ini juga sekaligus menggabungkan visi dan misi kedua lembaga pendidikan tersebut sehingga menjadi satu visi dan misi.
Mahfud berharap, dengan adanya perubahan status menjadi institut dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, serta kedepannya dapat mengembangkan dan menambahkan program studi baru seperti program studi pasca sarjana.
“Selain itu, lulusan IPB Cirebon diharapkan dapat berinvosi dengan keilmuannya tidak hanya berorientasi pada pekerjaan formal,” kata Mahfud.
Sementara, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Arief Firdaus S.IP, M.Si mengatakan, perubahan nama menjadi institut juga ada misi yang hendak dicapai, yaitu ingin menerapkan pembelajaran masuk di abad 21.
“Mudah-mudahan ini seagai bentuk sumbangsih dari lembaga kami di bawak kepemimpinan Pak Rektor Mahfud di bidang pendidikan demi kemajuan Indonesia, khususnya di Wilayah III Cirebon,” katanya. (irgun)