SUMBER, fajarsatu.- Untuk menekan angka anak dengan gangguan pertumbuhan (stunting) di Kabupaten Cirebon, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) menggelar kegiatan “Bimbingan Teknis Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada Desa Stunting di Kabupaten Cirebon”.
Dalam kegiatannya, DKP sendiri mengundang sebanyak 10 desa yang terdeteksi adanya kasus stunting pada wilayahnya yang berlangsung di kantor DKP, Kecamatan Sumber, Rabu (20/11/2019).
Kepala DKP Kabupaten Cirebon, H. Muhidin menyebutkan, pencegahan stuting menjadi bagian penting untuk disosialisasi. Menurutnya, terdapat tiga indikator stunting yang meliputi poin penting yakni pola makan, pola asuh dan pola sanitasi dan lingkungan.
Dinas Ketahanan Pangan sendiri, kata dia, memiliki tanggung jawab untuk pemberian pemahaman perihal pola makan tersebut.
“Realisasinya nanti kami akan memberikan tanaman buah dan sayuran. Jumlahnya sendiri yakni per desa akan diberikan bibit sebanyak 540 bibit tanaman. Yakni 400 sayur mayur dan buah buahan 140 bibit per desa,” katanya.
Bantuan tanaman sayuran dan buah-buahan sendiri jenisnya seperti tomat, .kangkung, terong, cabe merah, cabe rawit,kembang kol, sawi, pokcoy, kucai dan daun bawan. Sedangkan untuk tanaman buah-buahan jenisnya yakni sawo, kelengkeng, belimbing, jambu air dan jambu Kristal.
“Makanya dalam bimtek ini kami memberikan penyuluhan untuk tiap desa bagaimana teknis dan mekanismenya nanti di masing-masing desa. Karena mereka yang lebih faham satu persatu warganya yang menjadi perhatian pengentasan kasus penyakit ini,” kata Muhidin.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon menyebutkan, temuan kasus anak mengalami gangguan pertumbuhan (stunting) mengalami peningkatan sebesar 9 persen di 2019 dari total kelahiran jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon. Sedangkan pada 2018 temuan kasus stunting hanya 8,68 persen.
Adapun 10 desa yang terjangkit kasus stunting yakni Desa Adidarma, Wanakaya, Mertasinga Kecamatan Gunungjati. Desa Surakarta, Kecamatan Suranenggala, Desa Kedung Dalem (gegesik). Desa Kaligawe, Sampih, Ciawi (Susukan Lebak) Desa Waled Asem dan Dukuhsari, Kecamatan Waled.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengatakan, penyakit yang tidak menular seperti stunting di Kabupaten mengalami peningkatan, maka harus segera diintervensi untuk menekan angka penyakit tersebut.
Enny menambahkan, stunting yang terjadi di Kabupaten Cirebon tersebar di 40 kecamatan, namun ada beberapa kecamatan fokus untuk diintervensi.
“Di Desa Mertasinga misalkan terdapay 190 kasus,” katanya.
Enny menambahkan, untuk intervensi terhadap stunting pun, Dinkes Kabupaten Cirebon bekerjama dengan dua universitas, yakni Universitas Padjajaran dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Intervensi dilakukan, salah satunya memberikan tablet penambah darah bagi remaja putri dan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil.
“Jangan sampai bayinya lahir tetapi stunting,” katanya. (FS-7)