SUMBER, fajarsatu.- Seniman pengrajin topeng Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon sungguh memprihatinkan. Belasan tahun belum ada perhatian dari Pemerintah Derah Cirebon maupun Pemdes setempat.
Itulah yang dialami pengrajin topeng Desa Slangit,, Wasnadi (24). Meski usianya masih terbilang muda namun pembuatan topengnya sudah ke mancannegara. Namun selama ini belum ada perhatian dari pemerintah daerah.
Dirinya juga saat ini sangat kesulitan bahan baku berupa kayu Jaran yang saat ini sudah hampir punah.
Namun meski selama ini tak pernah diperhatikan para pengrajin topeng yang berada di Blok Tiga tersebut dengan tekun terus melakukan pembuatan pesanan topeng yang terus mengalir meski dengan modal seadanya.
Bahkan karena sulitnya mendapatkan bahan baku kini para pengarjin topeng bisa membuat topeng berbahan dari kertas karton.
Menurut Wasnadi, topeng di Desa Slangit ada lima wanda (karakter) seperti Panji, Rumyang, Tumenggung, Samba, dan Kelana. Untuk topeng yang terbuat dari kayu bisa dibuat agak lama karena kerumitannya, satu topeng bisa dibuat selama tujuh hari. Sedangkan untuk topeng yang terbuat dari kertas karton sehari bisa membuat 15 topeng.
“Kita yang sudah tergabung dalan Paguyuban Seni Desa Slangit, menjual topeng dengan harga bervariasi dari kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu. Dan untuk topeng kertas hanya dipatok harga Rp 80 ribu hingga Rp 150 ribu,” papar Wasnadi di kediamannya, Selasa (26/11/2019).
Ia berharap, pemerintah dearah bisa memfasilitasi atau dengan membuat gedung untuk para pengrajin topeng yang saat ini sangat jarang di Kabupaten Cirebon. ia juga sangat membutuhkan permodalan untuk kelangsungan usahanya. (FS-4)