CIREBON, fajarsatu.com – Dalam rangka meningkatkan literasi Zakat dan memenuhi tugas mata kuliah ekonomi syariah dari Kampus STEI Al Ishlah Cirebon.
Beberapa mahasiswa kunjungi kantor BMH guna mendapat ilmu dan wawasan serta pengelolaan dana zakat secara professional.
Acara yang dilaksanakan pada Selasa (5/12/2023) di Kantor BMH Gerai Cirebon Jalan Evakuasi No. 17 C Kota Cirebon di sambut langsung Ketua Gerai Cirebon, Asep Juhana.
Asep menjelaskan, BMH sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) merupakan Lembaga amil zakat yang telah diresmikan oleh pemerintah RI yang berdiri pada tahun 2001 hingga tahun 2021 dengan SK Menteri Agama No. 197 Tahun 2021.
“BMH bergerak dalam bidang pengelolaan dana zakat, infak, sedekah, hibah serta dana kemanusiaan lainnya serta mendistribusikan melalui berbagai kegiatan pemberdayaan di bidang Pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaanserta pemberdayaan ekonomi dhuafa,” terangnya.
Lanjut Asep, BMH memiliki jaringan di 34 kantor perwakilan di seluruh Indonesia serta memiliki 97 kantor gerai yang siap melayani masyarakat.
“Berkat dukungan dari berbagai pihak saat ini telah hadir 522 pesantren di seluruh Indonesia yang siap mencetak generasi muda Indonesia menjadi generasi yang cerdas dan bermartabat, selain itu ada ribuan Da’I yang tersebat di seluruh Indonesia telah membina Masyarakat sehingga berdiri ribuan rumah qur’an di seluruh Indonesia ” ujarnya.
Dengan memiliki visi menjadi lembaga amil zakat yang terdepan dan terpercaya, BMH menjalankan misinya menjadi lembaga zakat yang terdepan dalam penghimpunan dan fokus dalam pendayagunaan, serta melaksanakan pengelolaan ZIS yang sesuai dengan manajemen modern yang transparan dan professional,.
“Dengan ditunjuang system dan managemen SDM yang professional alhamdulillah BMH mendapat apresiasi dari Baznas Award ZIS Terbaik dalam Pendistribusian dan laporan tahunan terbaik,” papar Asep.
Sementara Aisyah Kharisma sebagai mahasiswa mengaku bersyukur bisa mendapat informasi dan pelajaran atas pemaparan program BMH yang begitu bayak manfaatnya untuk umat
“Sebelumnya kami masih belum tahu bagaimana perbedaan Baznas dan Laznas, serta pengelolaan dana Ziswaf,” katanya.
Mahasiswa lainnya, Asep menyampaikan, hampir dua tahun tidak pernah bayar zakat karena ketidak tahuan tentang zakat itu wajib dan bisa menjadi solusi permasalahan umat saat ini.
Harapan dia, dengan adanya program pembelajaran diliterasi zakat di kampus bisa menambah semangat juga wawasan serta ilmu dalam melaksanakan rukun Islam ini secara paripurna.
Acara dilanjutkan dengan sinergi kebaikan yang akan menjadi agen agen kebaikan berjalan dengan lancar. (sep)