SUMBER, fajarsatu,- Kunjungan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Kemenhumham RI, Sri Puguh Budi Utami di Lapas kelas II A Narkotika Cirebon disambut penuh kekeluargaan dan kesederhanaan.
Kunjungan tersebut dalam rangka arahan dan penguatan tugas pokok dan fungsi jajaran pemasyarakatan se-Ciayumajakuning, Selasa (18/2/2020).
Menurut Sri, dalam kunjungannya ini untuk melakukan penguatan kapasitas para Kalapas seluruh UPT di Ciayumajakuning, terkait dengan bagaimana implimentasi dari resolusi pemasyarakatan 2020.
Salah satunya, lanjutnya, mendorong supaya UPT-UPT di jajaran lembaga pemasyarakatan menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Selain itu juga dibahas pemberian remisi, hak integrasi, warga binaan harus mendapatkan kesempatan untuk direhab baik medis maupun sosial, mereka diberi kesempatan untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi manusia yang memiliki ketrampilan sehingga bermanfaat untuk lingkungannya.
“Selama di dalam pun sudah bisa berkontribusi untuk pembangunan nasional dengan menghasilkan penerimaan negara bukan pajak, jadi harus dilatih supaya mereka trampil, sadar, patuh, sehingga bisa reintegrasi sosial yang sehat dengan masyarakat. Tidak ada stigma, tidak ada resistensi dari masyarakat,” papar Sri.
Dikatakannya, ada enam area perubahan untuk mendapatkan predikat WBK, sementara untuk mendapatkan predikat WBBM itu harus membuat inovasi-inovasi dalam memberikan layanan kepada publik seperti yang ada di Lapas Narkotika Cirebon.
Sri menerangkan, selain sudah berdasarkan standar oprasional prosedur (SOP), di Lapas Narkotika Cirebon sudah ada peningkatan kemudahan untuk para pengunjung yang datang, seperti menggunakan aplikasi, para pengunjung juga di kasih minum, snack.
Disamping itu, untuk pengunjung difabel juga ada fasilitasnya seperti kursi roda, sehingga pengunjung yang memiliki keterbatasan sudah difasilitasi dengan lengkap dengan berbasis HAM.
“Lapas Narkotika Cirebon sudah mendapatkan predikat WBK dan untuk menuju ke WBBM hanya tinggal setapak lagi. Tapi yang terpenting kepada teman-teman yang di lapas maupun rutan, penghargaan itu hanya predikat yang harus dipahami layanan keluar di dalam hati bahwa memberikan layanan itu kebutuhan dengan memberikan layanan sebaik-baiknya, Mau dilihat atau tidak, mau diapresiasi atau tidak yang terpenting kita melakukan ibadah,” pungkasnya. (FS-4)