KUNINGAN, fajarsatu.- Pariwisata Kabupaten Kuningan makin menggeliat. Satu per satu destinasti wisata tumbuh dan berkembang. Letak geografis Kuningan yang berada di kaki Gunung Ciremai, menjadikan alam sebagai wisata unggulan.
Salah satu destinasi wisata alam teranyar adalah Woodland. Sesuai namanya, Woodland menawarkan wisata alam natural. Hal ini terlihat pohon-pohon muda dan yang sudah ratusan tahun, tak satu pun ditebang. Apalagi kawasan ini tidak jauh dari kawasan wisata Linggarjati.
Kawasan wisata seluas 2,5 hektare itu terkesan lebih rindang dan sejuk. Di sekitar lokasi terdapat banyak bangku yang terbuat dari kayu, tempat para pengunjung menikmati hembusan angin segar menerpa wajah.
Woodland ini berlokasi di Jalan Ragasakti, Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Pengelola Woodland, Ferry Wurangian mengungkapkan, kawasan tersebut mulai dibangun pada Januari 2019 di atas tanah milik Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Pihaknya bekerjasama dengan TNGC berjangka 5 tahun untuk mengolah dan mengembangkan kawasan ini menjadi lokasi wisata alam tanpa merubah kawasan hutan.
Berbagai fasilitas sudah terbangun seperti spot selfie, kolam renang alami, flyaing fox, arena penyewan kuda, outbond, permainan anak, jogging track hingga Woodland Resto. “Sekarang lagi dibangun kolam renang prestasi tanpa merubah keasrian hutannya,” papar Ferry, Sabtu (7/9/2019).
Yang menarik dari lokasi ini, terdapat kolam renang dimana pengunjung bisa berfoto selfie dalam air bersama ikan besar warna-warni. Di beberapa tempat, pihak pengelola menyediakan saung yang khusus diperuntukan bagi pengunjung yang bersirihat santai setelah berjalan mengelilingi kawasan Woodland.
Menurut seorang pemerhati wisata Kuningan, Yudi R. Sudirman, ketika kawasan Gunung Ciremai masih dikelola Perhutani ada istilah pengelolaan hutan bersama masyarakat.
“Sekarang TNGC menerapkan pengelolaan wisata bersama masyarakat. Dimana investor lokal khususnya dipersilahkan mengelola potensi-potensi wisata yang ada di lokasi TNGC,” kata Yudi yang juga Pemimpin Redaksi bingkaiwarta.com ini
Ia mencontohkan, salah satunya yang sudah dikelola oleh masyarakat adalah Bukit Seribu Bintang yang lahannya milik TNGC dikelola oleh investor. Dulu, lanjut dia, Woodland sendiri pernah dikelola oleh TNGC tetapi tidak berkembang baik karena kurang terekslpor.
“Akhirnya Pak Ferry bekerjasama dengan TNGC untuk mengelola kawasan yang luar biasa ini, tanpa merusak habitat hutan dan struktur alam aslinya, termasuk pepohonan yang usianya rata-rata sudah mencapai ratusan tahun,” kata Yudi.
Ia mengungkapkan, di kawasan Woodland terdapat wista religi berupa mata air yang dipercaya masyarakat yang dikenal Mata Air Kangoraan. “Masyarakat sekitar setiap malam Jumat rutin melakukan mandi di Sumur Kangoraan,” jelasnya.
Bagi pengunjung yang akan berwisata di Woodland sangat mudah, pasalnya lokasi Woodland berada di jalur alternatif Kuningan-Cirebon. “Akses jalan menuju lokasi ini bisa dari jalur utara masuk daerah Desa Pakembangan dan jalur selatan itu bisa masuk dari Desa Linggajati,” ucap Fery.
Fery menjelaskan, kehadiran Woodland ini objek wisata yang memiliki area cukup luas. Terlebih, Woodland sejak beberapa waktu beroperasi itu dilengkapai dengan sajian wahana hiburan anak dan dewasa serta menu kulinernya juga.
“Iya, Woodland ini objek wisata dan resto. Nah, untuk kelengkapan wisatanya itu, ada kolam renang anak dan dewasa, berkuda, flying fox dan banyak titik spot dalam pengambilan dokumentasi baik visual atau audio visual,” jelas Fery.
Untuk masuk kawasan Woodland, pengunjung hanya cukup membayar tiket Rp 10 ribu untuk hari Senin-Jumat. Sedangkan hari Sabtu-Minggu dikenakan tiket Rp 15 ribu. Fasilitas lainnya, parkir kendaraan yang cukup luas. Pengunjungan cukup membayar parkir Rp 3.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil tanpa menghitung lamanya parkir. (FS-2)