BANDUNG, fajarsatu.- Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Safira Aprilia Safitri dan Esti Indriani berhasil memanfaatkan limbah jamur menjadi pot alami.
Pot organik yang diberi nama “Nature Pot” ini, bisa dimanfaatkan sebagai wadah tanaman, sekaligus memberikan nutrisi bagi tanaman.
Pada awalnya, pembuatan Nature Pot ini bukan untuk penelitian, melainkan untuk wirausaha.
Hal ini bermula dari kegiatan eksktrakurikuler Student Company (SC) yang berinovasi menciptakan pot ramah lingkungan berbahan dasar limbah baglog jamur dengan nama brand “Powerwood”.
“Berangkat dari sana, kami mengikuti ajang Prestasi Junior Indonesia. Kemudian, kami ikut lomba di tingkat Jawa Barat (Bandung Regional Student Company Competition) dan meraih The Best Student Company. Untuk itu, kami mendapatkan golden ticket guna mengikuti Indonesia Student Company Competition di Jakarta,” ungkap Esti saat diwawancarai, Rabu (2/10/2019).
Namun sayang, Esti dan Safira tidak berhasil menyabet juara di tingkat nasional.
“Meski sempat kalah di tingkat nasional, namun kami tak patah semangat. Hingga 2 bulan kemudian, kami kembali mengikuti Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) yang digelar Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pihak sekolah mengutus kami sebagai perwakilan,” tuturnya.
Perjalanan Esti dan Safira tak berhenti sampai di sini. Pada awal 2019, mereka mendapat tawaran mengikuti pembinaan Young Inventors Challenge (YIC) dari Kemendikbud bersama 2 tim lainnya, yakni Noni Mila dan Ni Ayu Putu Dewi dengan produk Paper from Kalakai dari SMA Banua Kalimantan Selatan yang meraih medali emas di ajang FIKSI 2018.
Satu lagi, tim dari SMAN 1 Kedumpring Jawa Timur, Nur Kholisah dan Suprihatin dengan produk Biofoam-Engkong (peraih medali emas Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia/OPSI 2018).
“Kami pun menjalani pembinaan tahap satu di Jakarta, dibina langsung oleh dosen-dosen dari perguruan tinggi ternama. Antara lain, Prof. Tineke Mandang dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Wahyu Srigutomo (ITB), Dr. Pindi Setiawan (ITB), Dr. Alvanov Zpalanzani (ITB), Dr. Banung (ITB), Iman Sujudi M.Sn. (ITB), dan Dr. Chandra (ITB). Pada Maret, kami diarahkan membuat proposal penelitian yang baik untuk didaftarkan ke YIC,” paparnya.
Berlanjut pada Mei, delegasi dari Jabar ini mendapat kabar gembira bahwa mereka masuk dalam tiga tim yang dinyatakan lolos dan dapat mengikuti kegiatan YIC di Malaysia pada 21 September 2019.
Di pembinaan tahap satu inilah, mereka disarankan mengganti nama produk dari Powerwood menjadi Nature Pot.
Adapun proses pembuatan pot tersebut melewati empat tahap. Tahap pertama, proses pengadonan bahan dasar yang terdiri dari baglog jamur, pupuk organik, dan semen sebagai perekat.
Setelah itu, mencetak pot di ruang produksi yang fasilitasnya sudah dimiliki SMAN 1 Cisarua.
Kemudian, masuk ke proses pengeringan dan diwarnai guna mempercantik pot. Akhirnya, produk pun siap dipasarkan.
Nature Pot dipilih sebagai objek penelitian karena di Cisarua banyak sekali petani jamur.
Karena dalam proses penanaman jamur dibutuhkan media tanam yang hanya bisa dipakai sekali panen sehingga limbahnya dibuang dan ini mengganggu kenyamanan serta kesehatan warga.
Maka dari itu, muncullah ide dari Esti dan Safira untuk memudahkan petani jamur dan petani lain (bunga,sayur, dan buah, red) yang membutuhkan media tanam praktis, efisien serta ekonomis.
Memang bukan hal mudah bagi Esti dan Safira yang awalnya pelaku wirausaha harus melakukan penelitian.
“Banyak hal baru yang kami dapat dari kegiatan ini. Meski tidak mendapat gelar juara, tapi kami sangat bersyukur dan bangga bisa lolos ke ajang internasional,” ungkap Safira. (FS-6)