CIREBON, fajarsatu.- Demi dapat memantau penjualan etil alkohol, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Cirebon, mengimbau kepada seluruh pengusaha yang memanfaatkan etil alkohol untuk membeli di tempat penjualan eceran (TPE) resmi.
Di wilayah III Cirebon, TPE etil alkohol berada di PSA Palimanan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, perusahaan tersebut merupakan bagian dari PT PG Rajawali II.
Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean C Cirebon, Agung Saptono mengatakan, selain menjadi TPE, PSA Palimanan pun menjadi produsen etil alkohol dan terdaftar dalam nomor pokok pengusaha barang kenai cukai (NPPBCK).
“Nantinya, para pelaku usaha atau instansi yang menggunakan alkohol sebagai barang baku, tidak perlu ke luar daerah atau pun impor,” kata Agung di Kota Cirebon, Senin (18/11/2019).
Agung mengatakan, saat para pelaku usaha membeli etil alkohol di tempat tersebut, secara langsung pihak KPPBC Tipe Madya Pabean C Cirebon, bisa memantau penggunaan alkohol di Kabupaten Cirebon.
Selain itu, kata Agung, adanya kebijakan tersebut pun negara bakal mendapatkan pajak dari cukai alkohol sebesar Rp 20 miliar setiap tahunnya, karena PSA Palimanan mampu memproduksi 2 juta liter etil alkohol.
“Uang tersebut kan nantinya akan masuk ke dalam uang negara dan nantinya digunakan lagi buat masyarakat,” katanya.
Berdasarkan Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 158/PMK/.010/2018 tentang Tarif Cukai Etil Alkohol, penggunaan alkohol tidak dilarang namun peredarannya perlu diawasi karena pemakaiannya dapat menimbukan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup.
Dalam tiga tahun terakhir ini, penerimaan cukai di wilayah III Cirebon mengalami penurunan, pada 2017 sebesar Rp 702 juta, 2018 408 juta dan 2019 hingga November 2019 Rp 22 juta.
Agung mengatakan, dari hasil penulusuran penyebab penurunan tersebut adalah peredaran alkohol ilegal dan tidak menghasil pajak bagi negara.
“Ini sangat berpengaruh, kami akan berantas,” katanya.
Kepala PSA Palimanan, Bayu Nuswantoro mengatakan, untuk memaksimalkan hasil produksi dan memenuhi kebutuhan para pengusaha, pihak saat ini tengah melakukan pengadaan alat.
“Mudah-mudahan, produksi kami bisa lebih dari 2 juta liter, saat ini belum bisa karena keterbatasan alat,” katanya. (FS-7)