Kepada Penyair yang Memilih Sepi
Karya: Vian S.
Kemana perginya penyair itu
Rambutnya yang merambat melebihi bahu
Matanya yang sayu dengan lengkung kantung
Menahan kantuk digetar matanya
Demi menenun kata-kata.
Apa yang dicari
Hingga menepi adalah pilihan sunyi
Dibanyak puisi tak pernah kusaksikan lagi
Seorang penyair yang berjalan ke lembah-lembah
Memandangi deretan bunga Gerbera
Bersyair almaghfurlah Ganja
Pada banyak tubuh kau titipkan kata-kata
Menulis haruslah jadi darah
Detaknya jantung peradaban
Dilembab sapu tangan
Setiap malam, jalan-jalan menghantuimu
Berkeluh tentang jejak yang tak terpindai
Dan percakapan yang beling runcing
Di matamu, langit tak pernah abu
Gedung-gedung tak ubahnya furniture jagad semesta
Ketika kau bahas tentang siluet kota dan rahasia
Keringat dingin yang merayap di tubuhmu
Karena gigil dari rumah-rumah kecil di batas kota
Galah Denawa
Aku mengundangmu
Bukan sebagai utusan serombongan roh
Yang pernah kau pentaskan itu
Tapi sebagai seorang penyair
Yang telah pulang dari sepi
Untuk minum kopi lagi
Dan siap ber-hahahihi