HARJAMUKTI, fajarsatu – Menikmati secangkir kopi kini sudah menjadi tren berbagai kalangan. Tak ayal, kedai kopi pun makin tumbuh subur bak jamur di musim hujan.
Saat ini penggemar kopi tidak hanya dari kalangan orang dewasa, tapi anak muda sudah banyak mengaku penikmat kopi sejati. Merebaknya penggemar kopi ini tentu saja memberi peluang bagi sejumlah pengusaha.
Bahkan, beberapa di antara para pengusaha menekuni bisnis kopi lebih serius walaupun latar belakang bisnis mereka tak berhubungan langsung dengan kopi.
Satu di antaranya adalah H. Dede Muharam. Pengusaha perjalanan haji dan umrah ini kini tengah fokus bisnis kopi. Saking seriusnya, owner Salam Tour ini seringkali menjelajah hingga ke sentra petani kopi berbagai daerah di Indonesia.
Pria yang akrab disapa KDM ini pun mendirikan usaha baru yang diberi nama 1000 Cafe tiga tahun lalu di Jakarta. Perkembangannya pun terbilang luar biasa. Hingga saat ini, pihaknya sudah melayani 1.200 cafe/kedai kopi di sekitar Jakarta dan beberapa daerah bahkan luar Pulau Jawa. “Konsumen dengan mudah bisa mengklik di market place seperti tokopedia dengan nama 1000CAFE,” katanya.
Dari pengalaman mengunjungi sentra petani kopi berbagai daerah di Indonesia, dirinya akhirnya mengetahui bahwa Indonesia ternyata surganya kopi dunia.
Menurutnya, cita rasa kopi Indonesia memang berbeda dengan kopi dari luar negeri. Hal itu diketahuinya saat mengikuti pemeran kopi di berbagai negara. Para pengunjung pemeran menjadikan kopi Indonesia menjadi buruan utama untuk menikmati kopi.
Saat ditemui fajarsatu.com, Ketua Yayasan Pedidikan Madani Cirebon yang menaungi CIS Full Day ini tampak bersemangat. Menurutnya, sejarah kopi di Indonesia berlangsung cukup lama diawali saat kolonial Belanda menanam kopi di Jakarta yang sekarang daerah tersebut dikenal dengan nama Pondok Kopi.
“Kemudian dikembangkan di Preanger (sekarang Jawa Barat) sehingga sekarang ini dikenal dengan nama Java Preanger yang akhirnya menyebar ke berbagai pulau di antaranya Sumatera, Sulawesi hingga Papua,” kata Dede, Sabtu (28/11/2020).
Hingga saat ini, produksi kopi tidak hanya secara tradisional tetapi sudah menggunaka tekhnologi modern mulai dari perlakuan menanam kopi, panen, pasca panen dan metedelogi penyajian kopi sehingga kopi ini memiliki kualitas sangat baik. “Sekarang ini ada yang disebut specialty coffee yakni kopi berkualitas tinggi,” katanya.
Dede mengungkapkan, dirinya saat ini bergabung dengan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), bahkan ditunjuk menjadi Ketua SCAI Wilayah III Cirebon. Ia menjelaskan, SCAI ini merupakan asosiasi pengembangan kualitas kopi di Indonesia.
“SCAI Wilayah III Cirebon pernah mengadakan festival kopi di Andulus City Kota Cirebon,” ungkapnya.
Menurut Dede, ada beberapa tahapan sehingga kopi tersebut menjadi Specialty Coffee mulai dari proses penanaman kopi, proses penyangraian dan penyeduhan atau penyajiannya.
Untuk menjadi Specialty Coffee, buah kopi yang dipetik hanya yang sudah berwarna merah atau buah kopi yang telah matang saja, karena buah kopi yang petik merah akan menghasilkan aroma dan rasa kopi yang kuat dan clean.
“Kemudian akan disortir dan hanya biji kopi terbaik tanpa cacat yang kita ambil. Setelah terkumpul, selanjutnya diproses menjadi green bean,” kata Dede.
Setelah green bean selesai diproses dan dikeringkan kembali akan dilakukan proses pengsortiran green bean untuk memilih biji kopi yang berbentuk sempurna dan mulus tanpa cacat dan kemudian masuk ke tahap penyangraian.
“Tahapan ini adalah yang terpenting untuk menghasilkan citarasa kopi yang berkualitas tinggi. Kopi harus disangrai menggunakan mesin kopi modern agar menghasilkan hasil sangrai yang rata dan matang dengan sempurna,” jelasnya.
Yang terpenting, kata Dede, setelah proses penyangraian adalah proses penyajian oleh barista. “Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada konsumen. Untuk menikmati cita rasa kopi, usahakan jangan dicampur gula,” kata Dede. (irgun)