CIREBON, fajarsatu – Di tengah pandemi Covid-19, bisnis kuliner tradisional justru menunjukan grafik meningkat. Malah kuliner tradisional mampu bersaing dengan kuliner kekinian yang sedang digandrungi kaum milenial.
Salah satu kuliner yang banyak dicari adalah tahu gejrot. Kuliner khas Cirebon ini bahkan bisa “diupgrade” menjadi lebih modern, baik dalam bentuk penyajian maupun dibuat kemasan yang leboh trendy.
Inilah yang dilakukan pebisnis muda, Angga Maradeka bersama rekannya, Azis. Menurut Angga, tahu gejrot merupakan kudapan khas Cirebon yang berbahan dasar tahu dengan kuah gula merah cair dengan tambahan bawang merah dan cabe rawit yang diuleg kasar.
“Pada umumnya pedagang tahu gejrot berkeliling menggunakan pikulan keranjang bambu maupun gerobak dengan media penyajian dengan piring dari tanah liat,” katanya kepada fajarsatu.com di Warung Tahu Gejrot Mapan di Kawasan Stadion Bima, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Sabtu (19/12/2020).
Inilah yang menjadi ide dasar bagaimana tahu gejrot menjadi lebih milenial dan kekinian. Angga bersama azis sebagai Frontline Tahu Gejrot Mapan.
“Soal rasa, siapun pun pasti sudah hapal di luar kepala, hanya tinggal sedikit perubahan. Packaging ya packaging atau kemasan yang harus berbeda,” katanya.
Ide soal packaging itulah yang akhirnya dia kembangkan dengan mendesain packaging yang menarik dengan kemasan yang trendy, milenial dan kekinian. Angga dan Azis sepakat menamakan usahanya, Tahu Gejrot Mapan.
Namun, tambahnya, packaging ini tidak berlaku bagi konsumen memakan langsung di tempat. Penyajiannya tetap mempertahankan ciri khas tahu gejrot dengan menggnakan piring dari tanah liat.
“Tetapi jika konsumen ingin membawa pulang, maka tahu gejrot ini akan dikemas dalam mangkok mika dengan tampilan desain yang lebih menarik sehingga terlihat lebih eksklusif,” jelas dia.
Sementara, Azis menambahkan, selain penjualan di tempat, pihaknya juga memasarkannya melalui media sosial (medsos) serta aplikasi pemesanan online, sehingga pembeli dapat memesannya dari rumah.
“Di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, sektor UMKM seperti Tahu Gejrot Mapan ini dapat lebih bertahan lama,” ujar Azis.
Ia menungkapkan, tahu gejrot mapan ini mengambil tahu sebagai bahan utamanya, langsung dari pabriknya di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Alasannya, sebut Azis, karena produksi tahu gejrot awalnya memang dari Desa Jatiseeng, sehingga kekhasan rasa tahunya dapat dipertahankan dan dirasakan hingga saat ini.
Terang Angga, dirinya sengaja membuka kios di Kawasan Bima, karena kawasan ini banyak dikunjungi warka Kota Cirebon mamupun wisatawan dari luar Cirebon.
“Kami siap menerima pesanan dar luar kota. Agar tetap fresh dan tidak mengurasi rasa, kami memisahkan bahannya secara terpisah,” ucap seraya memperlihatkan contoh pesanan dari luar kota.
Tahu Gejrot Mapan ini dapat dijumpai di jalan utama Stadion Bima dan di salah satu rumah makan yang berada di Jalan sutomo.
“Target Tahu Gejrot Mapan ini dapat membuka ataupun bisa menerima mitra di wilayah III Cirebon terlebih dahulu. Bagi yang berminat bermitra, kontaknya dapat dilihat di media sosial instagram @tahugejrotmapan,” pungkas Angga. (irgun)