WERU, fajarsatu – Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa, Barat, Saipullah Nasution melepas ekspor perdana mebel rotan ke Jerman yang berlangsung di pabrik CV Flamingo Rattan, Blok Maju RT 013 RW 003, Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Kamis (1/4/2021).
Hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Bea Cukai Cirebon, Encep Dudi Ginanjar beserta jajarannya dan Direktur CV Flamingo Rattan, Sylvester Stallone Mapalulo beserta isteri dan managemen CV Flamingo Rattan.
Sebelum melepas ekspor perdana CV Flamingo Rattan ke Jerman, Direktur CV Flamingo Rattan, Sylvester Stallone Mapalulo mengajak Kakanwil DJBC Jabar, Saipullah Nasution beserta jajarannya berkeliling pabrik untuk lebih mengenal proses produk dari mulai bahan baku menjadi mebel rotan.
Usai berkeliling pabrik, Kakanwil DJBC Jabar, Saipullah Nasution mengatakan, pihaknya diundang oleh CV Flamingo Rattan dalam rangka melaksanakan ekspor perdana satu kontainer 20 feet tujuan Jerman dan satu kontainer 40 feet ke Argentina.
“Kami dari Direktorat Bea dan Cukai sangat mendukung kegiatan ekspor ini karena sejalan dengan program pemerintah saat ini sedangan dilakukan yang dinamakan program pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” kata Saipullah.
Lanjutnya, ada peraturan pemerintah yang dikeluarkan untuk mendukung program pemulihan ekonomi yang saat ini sedang mengalami masa kesulitan keuangan negara karena banyak mengeluarkan anggaran untuk penangangan Covid-19.
“Untuk pengadaan vaksinasi Covid-19 saja pemerintah mengeluarkan anggaran ratusan triliun. Untuk mendapatkan penerimaan ini tentu kita harus mendorong ekonomi, yang pertama investasi dan kedua ekspor,” ujarnya.
Dikatakan Saipullah, Direktorat Bea dan Cukai diminta turun ke bawah membantu perusahaan-perusahaan yang ada di daerah untuk bisa ekspor, sehingga devisa bisa masuk dan dapat digunakan untuk memutar perekonomian.
“Bila perekonomian kembali berputar maka dampaknya akan besar bergulirnya kepada sector ekonomi masyarakat hingga ke tingkat paling bawah. Kita bersyukur pada hari ini Bea Cukai bisa menjalankan Program Fasilitas KITE IKM,” terang Saipullah.
Ia menjelaskan, Fasilitas KITE IKM (Industri Kecil Menengah) ini merupakan kebijakan yang diberikan oleh Bea Cukai berupa insentif fiskal dan kemudahan prosedural untuk impor bahan baku oleh IKM yang menjadikan biaya produksi atas barang jadi yang diekspor dapat ditekan menjadi lebih rendah.
“Misalnya kalau pengusaha IKM mengimpor mesin atau bahan baku untuk produksi, tidak dikenakan bea masuk atau PPNBM,” jelasnya.
Masih kata Saipullah, kemudahan prosedural untuk ekspor juga dibelakukan sama yakni tanpa diperiksa berbelit, tidak dilakukan penelitian mendalam dengan mengajukan dokumen langsung izinnya dikeluarkan.
“Harapan kita dengan fasilitas tersebut maka cost (biaya) produksinya bisa turun antara 10 hingga 20 persen, sehingga akan mengurangi atau menurunkan beban biaya produksi,” ujar Saipullah.
Sementara, Direktur CV Flamingo Rattan, Sylvester Stallone Mapalulo mengucapkan terima kasih atas kehadiran Kakanwil DJBC Jabar, Saipullah Nasution dalam acara Ekspor Perdana CV Flamingo Rotan ke Jerman.
Ia juga sangat mengapresiasi dengan Program Fasilitas KITE IKM Bea Cukai yang memberikan insentif fiskal dan kemudahan prosedural untuk ekspor impor tanpa dikenakan biaya.
“Sebelumnya kami mengekspor secara underhand dengan biaya antara Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta sekali ekspor. Namun dengan adannya Fasilitas KITE IKM, kami tidak lagi ekspor secara underhand tapi dapat ekspor secara langsung tanpa berbelit dengan biaya nol rupiah,” katanya.
Yang menjadi kendala saat ini, tambah Sylvester, soal kelangkan bahan baku rotan dari sumber petani rotan yang sangat sulit didapat. “Menurut informasi, banyak pelaku usaha yang langsung mendatangi para petani rotan dan menjual bahan baku rota ke luar negeri,” unakgapnya.
Ia berharap agar pemerintah melakukan pengetatan ekspor bahan baku rotan karena akan mnyulitkan pengusaha mebel rotan untuk melakukan produksi.
“harapan kami, pemerintah lebih ketat lagi menerapkan aturan tetntang ekspor bahan baku rotan dari petani,” jarapnya. (irgun)