LAMPUNG SELATAN, fajarsatu – Hari pertama Tim Explorasi Amazing Lampung Selatan Indonesian Fighter Tourism Association (IFTA) mengunjungi Dinas Pariwisata Kota Kabupaten Lampung Selatan. Kehadiran tim disambut dengan baik dan penuh kehangatan oleh Kepala Dinas Pariwisata Lampung Selatan, Rini Ariasih bersama staff.
Menurut Ketua IFTA, Hendra Perdana, dalam perbincangan berintikan empat poin pengemangan membuat wisata Lampung Selatan, antara lain tagline wisata Lampung Selatan, pengembangan sosial media sebagai media promosi, nilai jual wisata Lampung Selatan dan membuat produk/jasa yang unik pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) Lampung Selatan.
Tidak hanyai di Kantor Dinas Pariwisata, pembicaraan persoalan periwisata Lampung Selatan dilanjutkan ke D’sas resto sekaligus untuk santap siang. Di sela santap siang, perbincangan terlihat lebih santai. Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Yudi dari Kesatuan Pandu Hutan (KPH) Way Pisang.
Selepas makan siang, perjalanan dilanjut menuju Way Belerang Simpur, salah satu destinasi wisata di kaki Gunung Raja Basa di Kalianda Lampung Selatan. Didestinasi wisata ini berupa mata air air panas.
Hendra mengatakan, ada beberapa poin penting yang perlu dibenahi dari destinasi tersebut. “Pertama adalah keamanan dari tebing-tebing tinggi sekitar mata air karena dikhawatirkan rawan longsor dan perlu uji keamanan lebih lanjut untuk mendukung destinasi ini,” terangnya.
Kedua, lanjutnya, penataan lokasi wisata di depan mata air yang kurang tertata rapih, banyak bangunan seperti tidak berfungsi dengan baik.
“Untuk penataan di area depan sudah lumayan rapih. Untuk akses dari lapangan parkir menggunakan ojek atau jalan kaki. Harus dipastikan jika ojek tersebut siap sedia jika ada tamu yang lanjut usia atau tidak kuat untuk tracking,” kata Hendra.
Disamping tebing mata air belerang, di kawasan ini juga terdapat Air Terjun Jamara yang airnya jernih dan dingin.
Menurut Hendra, kondisi ini menjadi hal yang unik namun masih banyak PR dari sisi pengelolaan, atraksi, kebersihan, jalur dan selain itu debit air yang tidak menentu bisa membuat pengunjung kecewa.
Highlight Destinasi Kedua Way Belerang
Mengusung tema yang sama dengan destinasi sebelumnya yaitu pemandian air panas, hanya di Way Belerang ini sudah dikelola lebih rapi dan sudah dibuatkan kolam buatan air panas. Pengelolaannya juga sudah lebih rapi dan terkonsep hanya kesannya seperti kolam renang biasa.
Selain itu, yang perlu dibenahi banyaknya bangunan yang terbengkalai di sekitar Way Belerang karena akan memberikan kesan yang kurang bagus untuk pengunjung, seperti tidak terurus padahal dari pintu depan Way Belerang sudah memberikan kesan rapi.
Highlight Destinasi Ketiga Pantai Kedu
Memiliki parkiran yang cukup luas dan beberapa spot cantik Instagramable, cocok untuk wisata keluarga yang perlu diperhatikan adalah sampah bawaan dari laut yang ada sepanjang pantai tersebut. Lahan yang cukup luas, bisa dimanfaatkan untuk area camping.
Highlight Destinasi Keempat
Pantai Minang Rua dan homestay dekat dengan Bakauheuni. Destinasi ini sepertinya tidak disinggahi banyak wisatawan dari luar Lampung. Rute menuju pantai ini belum bisa dilalui bus besar, hanya mobil kecil dan maksimal mini bus 14 seat.
Jikalau pun dengan bus maksimum hanya 30 seat, itupun perlu guiding dari warga lokal karena jalannya cukup sempit.
Pantai berpasir putih ini bisa dimaksimalkan untuk wisata transit terlebih dahulu sambil mempopulerkannya ke wisatawan luar Lampung, salah satunya dengan iklan/promo akomodasi yang ada di sekitar Pantai Minang Rua ini kepada orang-orang di luar Lampung Selatan.
Namun kendala lainnya adalah di daerah pesisir pantai ini sering terjadi mati lampu dan susah mencari sinyal untuk provider provider GSM.
Ini merupakan PR penting karena akan berpengaruh kepada review pengunjung atau image tepat wisata tersebut dimata calon pengunjung pantai terlebih untuk tamu yang stay/staycation lebih lama dipantai ini.
Pengembangan dan pembuatan paket paket atraksi wisata di pantai ini harus dilakukan untuk proses upselling agar dapat bucket size penjualan produk wisata di pantai Minang rua ini dapat lebih besar lagi. (rilis/irgun)