MUARA ENIM, fajarsatu – Di masa pandemi ini, ruang gerak masyarakat ikut terbatasi sehingga berwirausaha dengan memanfaatkan ruang yang jauh dari keramaian untuk tetap mendapatkan penghasilan upaya mencukupi kebutuhan.
Salah satu yang menjadi perhatian saat adanya kelangkaan ikan gabus di tengah masyarakat, yang berakibat harga pasar ikan gabus melambung.
Hal inilah yang coba disikapi oleh salah satu warga Kelurahan Air Lintang Muara Enim, Karnadi. Dirinya bersama anggota kelompoknya mencari solusi kelangkaan ikan gabus di tengah masyarakat membuat mereka berpikir positif untuk membudidayakan ikan gabus.
Tempat pembudidayaan ikan gabus yang mereka namai Kampus Gabus ini telah berjalan kurang lebih satu tahun. Ada sekitar 6.000 bibit ikan gabus yang ada, dengan 2.000 ekor ikan yang siap panen. Selain itu ada juga bibit gabus siap tebar ke kolam besar sekitar 1.000 ekor bibit.
Dikatakan Karnadi, dirinya bersama kelompok tertarik membudidayakan gabus ini karena kebutuhan masyarakat yang meningkat, apalagi yang sifatnya urgen semisal pasca operasi.
“Kebanyakan yang membeli ikan di sini memang kebutuhan setelah operasi baik sesar dan yang lainnya,” kata Karnadi.
Lanjutnya, awalnya sempat membaca salah satu artikel yang mengatakan bahwa Sumatera Selatan darurat gabus.
Oleh itu, tambahnya, dirimya berusaha melestarikan ikan gabsus, apalagi ikan ini memiliki kandungan albumin yang tinggi juga baik untuk kesahatan.
“Ikan gabus perkilonya kami pasarkan Rp 75 ribu. Untuk sementara ini kami baru melayani beberapa kebutuhan mendesak saja karena ini baru panen pertama dan alhamdulillah hasil dan pengalaman yang didapat sangat memuaskan,” pungkasnya. (vian)