GARUT – Jangan bilang pernah jalan-jalan ke Garut bila tidak mengunjung Pasar Ceplak. Pusat jajanan kuliner di pusat Kota Garut ini terletak di Jalan Siliwangi. Bagi wisatawan pemburu kuliner, Pasar Ceplak ini menjadi wajib untuk dikunjungi.
Dalam bahasa Sunda, ceplak dapat diartikan mengunyah atau makan dengan bersuara karena mulut terbuka. Di Pasar Ceplak, pengunjung bisa menemukan berbagai macam makanan makanan dan jajanan tradisional khas Sunda, seperti putu mayang, gegetuk, awug, gorengan, martabak dan lainnya.
Selain itu, makanan berat juga banyak yang didagangkan seperti, sate ayam dan kambing, berbagai rasa soto, ayam goreng atau bakar serta beberapa kuliner lainnya. Pengunjung tinggal memilih sesuai selera.
Pasar yang kerap dipadati pengunjung sehabis Magrib ini mulai beroperasi dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Lapak dagangan berjejer sepanjang Jalan Siliwangi saling berhadapan menyisakan jalan di tengahnya untuk lalu lalang pengunjung.
Di kawasan ini pengunjung langsung berburu kuliner, baik makanan ringan maupun makanan berat, bebas sesuai selera pengunjung.
Banyak makanan ringan dan berat yang menggugah selera disediakan para pedagang. Ada yang berasa asin, manis, pedes, gurih. Semua jenis menu tersedia lengkap di sini. Jangan dulu berpikir pantangan makanan, nikmati saja dulu makanan yang ada sebelum menyesal kemudian.
Pilihan untuk makan di tempat tentunya menjadi yang utama di Pasar Ceplak. Hawa Garut yang terkenal dingin saat malam hari bisa berubah menjadi hangat usai duduk di bangku lapak dan menyantap hidangan yang ditunggu-tunggu.
Menurut para pedagang yang sudah lama berjualan di tempat itu mengatakan, Pasar Ceplak sudah ada sejak 1960, tapi sebagian menyebut sejak 1970. Terlepas dari itu semua, Keberadaan Pasar Ceplak menjadi masyarakat Kota Garut untuk mendulang untung.
Pasalnya, pasar ini kerap dipadati pengunjung hingga tengah malam. Bahkan bagi warga Garut yang tinggal di luar kota, Pasar Ceplak menjadi tempat nostalgia yang tak pernah dilupakan.
Setiap mudik ke Garut, sebagian dari mereka agaknya wajib mengunjungi Pasar Ceplak. Munadi, warga Jakarta yang berasal dari Garut mengatakan, dirinya dan keluarga selalu mampir ke Pasar Ceplak untuk menawarkan rasa rindu jajanan yang tidak dijumpai di Jakarta.
“Terutama bagi anak-anak saya yang besar di Jakarta, mereka saya pekenalkan jajanan tradisioanl khas Garut, seperti awug, kelepon, putu dan banyak lagi jajanan tradisonal lainnya. Dan mereka ternyata banyak yang suka,” katanya saat menganri di warung awug, Sabtu (5/2/2022) malam.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah setempat yang telah melestarikan Pasar Ceplak sehingga menjadi ikon jajanan tradisional Kota Garut.
“Selain itu, dengan adanya Pasar Ceplka menjadi tempat pengembangan pelakku UMKM warga setempat,” ujar Munadi.
Ia berharap, kedepan Pasar Ceplak dapat diinovasi menjadi tempat yang representatif sehingga tidak terlalu macet. (jam)