MAJALENGKA – Bahasa Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu bahasa internasional yang banyak digunakan di berbagai negara. Karena itu bagi masyarakat Indonesia yang suka atau hobi traveling ke berbagai negara, saat berkomunikasi di negara tujuan dengan menggunakan bahasa Indonesia, bisa lebih disukai dan dipahami dibanding bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Inggris sekalipun.
Hal itu sebagaimana dikatakan Ketua Dewan Pembina STKIP Yasika Majalengka, Prof. Dr H Cecep Sumarna, M.Ag saat membuka lokakarya BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) STKIP Yasika Majalengka yang mengangkat tema “Pembelajaran BIPA Pada Kurikulum Merdeka bagi Pendidik di Era Society 5.0.” Lokakarya yang diikuti para mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan umum dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat, para guru, dan umum yang berlangsung di gedung Islamic Center Majalengka, Rabu (11/1/2023).
Menurut Prof Cecep, yang juga sebagai Guru Besar IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang sudah melancong ke lebih dari 50 negara tersebut, banyak negara di dunia yang telah menjadikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu pelajaran di sekolahnya. Hal itu tentunya menjadi salah satu kebanggaan bagi Indonesia karena dengan bahasanya Indonesia bisa semakin mendunia.
“Khusus untuk Kabupaten Majalengka saat ini ada dua pintu yang dapat menjadikan daerahnya semakin dikenal di tingkat dunia. Ke dua pintu tersebut yakni Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) sebagai pintu masuk dan keluarnya pengunjung yang datang ke Jawa Barat dan yang ke dua adalah keberadaan STKIP Yasika Majalengka yang dari waktu ke waktu terus berupaya mengembangkan diri sehingga kedepan diharapkan menjadi kampus tujuan bagi siapapun yang ingin kuliah khususnya dalam memperdalam Matematika dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,” tandas Prof Cecep, saat mengakhiri sambutannya.
Ketua STKIP Yasika Majalengka, Arip Amin, M.Pd dalam sambutannya mengatakan, dia sangat mengapresiasi kegiatan yang digagas Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP Yasika Majalengka. Lokakarya dengan tema “Pembelajaran BIPA pada kurikulum merdeka bagi pendidik di era Society 5.0” tersebut semakin membukakan mata para pendidik khususnya bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing saat ini sangat penting. Hal itu tentu saja seiring dengan semakin diakuinya bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa internasional yang banyak digunakan di berbagai belahan dunia.
“Dengan semakin banyaknya negara asing yang memahami dan mengerti bahasa Indonesia dan menjadikannya sebagai salah satu pelajaran di sekolahnya, hal inj menjadi kesempatan emas bagi para calon sarjana Bahasa Indonesia untuk mengembangkan dirinya menjadi tenaga pendidik di luar negeri. Saya sebagai Ketua STKIP Yasika Majalengka meminta kepada seluruh mahasiswa untuk benar-benar belajar dengan baik untuk menyongsong kesempatan emas tersebut,” tandas salah satu kandidat Doktor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung terebut.
Sementara itu Ketua Prodi PBSI STKIP Yasika Majalengka, Rosi Gasanti, M.Pd dalam laporannya mengatakan, peserta yang mengikuti lokakarya BIPA kali ini bukan hanya mahasiswa STKIP Yasika Majalengka, tapi ada juga dari kampus lain seperti Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Unsika Karawang dan kampus lain di wilayah 3 Cirebon dan Jawa Barat. Adapun pemateri yang hadir dalam lokakarya BIPA ini antara lain yaitu Dr Rizki Firmansyah Fahmi, M.Pd dari Balai Bahasa UPI Bandung, Hiro Takeda salah seorang pembelajar BIPA dari Jepang dan Zhairy Andhriyanto, S.Pd, M.Pd dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat wilayah IX.
Dikatakan Rosi, lokakarya dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 11 sampai 14 Januari 2023 yang dihelat secara ofline dan online. Karena dilaksanakan secara ofline dan online, sehingga banyak peserta yang ikut dari luar daerah di wilayah Jawa Barat khususnya. (eko)
