CIREBON, fajarsatu.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Ciayumajakuning (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan) sampai dengan Juli 2023 dalam kondisi stabil dengan kinerja intermediasi yang bertumbuh positif.
Demikian disampaikan OJK Cirebon melalui keterangan pers kepada fajarsatu.com, Kamis (31/8/2023).
Sejalan dengan kinerja Perbankan nasional, penyaluran kredit 49 Kantor Cabang Bank umum dan Bank Umum Syariah di Ciayumajakuning pada Juni 2023 tercatat sebesar Rp50,32 triliun atau meningkat 11,20 persen yoy.
Penghimpnan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri atas tabungan dan deposito tercatat sebesar Rp40,81 triliun atau meningkat 1,97 persen yoy dengan tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 123,31 persen.
Pada periode yang sama, rasio profitabilitas yang dicerminkan oleh Return on Asset (ROA) tercatat positif sebesar 1,76 persen meskipun mengalami penurunan sebesar 0,44 persen yoy. Profil risiko Bank umum dan Bank Umum Syariah menunjukkan peningkatan per Juni 2023 yang ditunjukkan dengan rasio NPL gross sebesar 2,71 persen (Desember 2022 : 2,32 persen).
Per Juli 2023, kinerja intermediasi 19 BPR yang berada di bawah pengawasan OJK Cirebon relatif stabil yang tercermin dari penyaluran kredit sebesar Rp2,49 triliun atau sedikit menurun sebesar 0,40 persen yoy. Demikian pula penghimpunan dana atau Dana Pihak Ketiga BPR relatif stabil sebesar Rp2,3 triliun atau turun sebesar 2,12 persen yoy.
Dengan demikian, LDR BPR mengalami peningkatan pada posisi Juli 2023 menjadi sebesar 85,31 persen.
Dari sisi permodalan BPR yang tercermin dalam Capital Adequacy Ratio (CAR), masih terjaga dengan baik di mana CAR BPR per Juli 2023 sebesar 21,70 persen.
Profitabilitas BPR di Ciayumajakuning per Juli 2023 yang tercermin dari ROA tercatat sebesar negatif 0,26 persen atau turun 0,55 persen yoy.
Selain itu, rasio Beban Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) BPR pada periode yang sama tercatat sebesar 109,49 persen atau meningkat sebesar 17,41 persen yoy dan 12,66 persen ytd. Adapun NPL (gross) per Juli 2023 tercatat sebesar 17,30 persen atau mengalami peningkatan 5,63 persen yoy dan 4,7 persen ytd.
Berdasarkan kredit yang disalurkan BPR kelima sektor ekonomi terbesar yaitu sektor bukan lapangan usaha-lainnya, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertanian, perburuhan dan kehutanan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya; serta sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga; pertumbuhan kredit tertinggi kepada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga sebesar Rp73,84 miliar atau mengalami peningkatan 47,60 persen yoy dan 19,39 persen ytd.
Pada periode yang sama, penyaluran kredit ke sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan mengalami peningkatan dibanding periode Desember 2022 menjadi sebesar Rp334,74 miliar atau meningkat 2,98 persen.
OJK Cirebon terus melakukan langkah pengawasan agar BPR dapat lebih efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya, mengedepankan tata kelola yang baik, serta memperbesar porsi penyaluran kredit kepada sektor ekonomi produktif. (irgun)