KESAMBI, faarsatu – Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) di Kota Cirebon, Taman Wisata Goa Sunyaragi mulai bersolek. Seiring dengan perkembangan zaman, kini di kawasan situs peninggalan Kesultanan Cirebon yang berusia sekitar hampir 500 tahun tersebut, kini memiliki wahana kekinian.
Taman wisata Goa Sunyaragi ini terletak di Jalan Brgjen Dharsono (By Pass), Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Wahana permainan yang bisa dinikmati para pengunjung berupa Balon Terbang, Ayunan Terbang, Sepeda Terbang dan Panahan. Uniknya, keempat permainan baru ini berlatar belakang keindahan Goa Sunyaragi.
Tanpa harus merombak kondisi situs yang ada, Goa Sunyaragi dilengkapi dengan empat wahana permainan baru. Selain itu, di kawasan tersebut juga terdapat taman sehingga ada kesan rindang tempat peneduh wisatawan dari terik matahari.
Dengan adanya wahana baru, pengunjung yang naik sepeda terbang maupun balon terbang dapat melihat keindahan Goa Sunyaragi dari sudut yang berbeda.
“Empat wahana baru ini mudah-mudahan dapat menarik dari kalangan semua usia dan tidak membosankan ketika berkunjung ke Goa Sunyaragi,” kata Pengelola Taman Wisata Goa Sunyaragi, Thamrin Iskandar, Rabu (9/7/2020).
Menurutnya, wahana permainan baru itu sudah diresmikan penggunaannya oleh Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan, PRA. Arief Natadiningrat pada 10 Maret 2018 lalu. “Kalau dihitung-hitung sudah lebih dua,” kata Thamrin.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, Thamrin mengaku, kunjungan wisatawan ke Goa Sunyaragi makin meningkat bukan saja dari wisatawan lokal Wilayah III Cirebon, tetapi juga luar kota.
Selain mengunjungi wisata sejarah, pengunjung juga dapat menikmati wahana baru yang umumnya ditemui di tempat wisata kawasan pegunungan. Menurut dia, Cirebon memiliki catatan sejarah yang cukup panjang.
Otomatis, ujar dia, ragam peninggalan sejarah yang ada di Cirebon pun menjadi daya tarik wisatawan. Namun, kata dia, butuh sentuhan kreativitas yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Tujuannya meningkatkan jumlah wisata dan membuat nyaman serta aman bagi wisatawan yang berkunjung ke Cirebon,” ujar Thamrin.
Menurut Thamrin, di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini, seluruh elemen masyarakat perlu bekerja keras meningkatkan kunjungan wisata di Cirebon dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan uantuk mencegah penyebaran wabah Covid-19.
Selain itu, tambah dia, banyaknya peninggalan sejarah dan budaya berpotensi wisata di Cirebon perlu lebih sinergis, antara wisata budaya, ziarah makam dengan wisata permainan, kerajinan hingga kuliner.
“Misalnya di Gua Sunyaragi memang seperti itu kalau tidak ada yang menarik dikhawatirkan tidak ada yang mau datang lagi bahkan pengunjung cenderung menurun,” ujarnya.
Dikatakan Thamrin, pihaknya tidak hanya menyajikan situs warisan sejarah, di Goa Sunyaragi Cirebon rutin menggelar beragam kegiatan pentas seni dan budaya dengan mengangkat kesenian tradisional baik di Cirebon maupun luar Cirebon.
“Dulu sih hampir setiap hari Sabtu sekitar pertengahan bulan ada pagelaran seni kita adakan di Gua Sunyargi,” kata Thamrin.
Ia berharap, setelah meredanya kasus Covid-19 kegiatan wisata dapat kembali normal seperti sedia kala. “Pusing saya, hampir empat bulan ini gak ada pemasukan dari pengunjung wisata,” katanya. (irgun)