INDRAMAYU, fajarsatu – Usia 75 tahun bagi suatu organisasi adalah usia yang sangat matang. Begitu pula dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Di usianya yang ke-75, menjadikan PGRI sebagai organisasi profesi yang independen, unitaristik dan non-partisan.
Namun saat ini, di tengah semua elemen terus berjuang untuk mewujudkan kemajuan pendidikan di Indonesia. Dunia telah diserang oleh pandemi Covid-19 yang belum berkesudahan.
Akibatnya, dunia pendidikan harus menyesuaikan dengan adaptasi kebiasaan baru (AKB) dalam proses pembelajaran, yang semula menggunakan tatap muka kini harus dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara virtual.
Situasi demikian tidak lantas membuat para pendidik menyerah pada keadaan. Pandemi Covid-19 telah menuntut semua pihak harus bertransformasi dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini.
“Guru tidak boleh menyerah karena Covid-19. Pemajuan dunia pendidikan harus terus dilakukan. Kegiatan tatap muka saat ini diganti dengan pembelajaran jarak jauh,” kata Pjs Bupati Indramayu, Bambang Tirtoyuliono saat menghadiri syukuran HUT PGRI dan Hari Guru Nasional di Gedung PGRI Sindang, Rabu (25/11/2020).
Lanjutnya, guru harus tetap semangat untuk menerapkan protokol kesehatan untuk para guru sambil kita sama-sama menunggu vaksin.
Bambang menambahkan, di tengah pandemi Covid-19 ini semua guru harus eksis dan berdedikasi tinggi untuk melakukan proses pembelajaran terhadap peserta didik. Diyakini Bambang, pembelajaran dengan daring tidak bisa maksimal seperti halnya pembelajaran secara tatap muka.
“Situasi demikian menjadi tantangan semua pihak agar kualitas pendidikan terus dipertahankan pada situasi pandemi Covid-19 ini,” katanya.
Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Indramayu, Malik Ibrahim mengatakan, momentum HUT PGRI dan Hari Guru Nasional ini dijadikan sebagai ikhtiar oleh PGRI untuk terus berjuang meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi para guru, pendidik, dan tenaga kependidikan di Kabupaten Indramayu. (ziko/mag)