KARAWANG, fajarsatu – Kabupaten Karawang masuk dalam lima daerah kemiskinan ekstrem di Jawa Barat. Ironis, padahal Karawang sebagai kabupaten kota industri dan lumbung padi,
“Khusus di Jawa Barat ada lima kabupaten yang jadi target untuk dikeroyok ramai-ramai yaitu Karawang, Indramayu, Cianjur, Kuningan dan Kabupaten Bandung. Yang kalau di total ada 480 ribu masyarakat yang masuk kelompok miskin ekstrem,” ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (29/9/2021) kemarin.
Data BPS yang disampaikan Menteri Tito, terkait Karawang masuk 5 besar daerah kemiskinan ekstrem di Jabar, jelas mengagetkan warganya. Kritikan terhadap pemerintah daerah setempat pun meluncur dari sejumlah elemen.
Salah satunya datang dari Direktur LBH Cakra Indonesia, Hilman Tamimi. Menurut dia, kemiskinan ekstrem Karawang dari BPS, sangat ironis dari julukan Karawang kota industri dan lumbung padi. Dan sangat mengagetkan lagi, dari data tersebut, lanjut dia, kemiskinan ekstrem di Karawang terdapat di 25 desa di wilayah Utara Karawang, yang nota bene sebagai kawasan pertanian dan perikanan (tambak).
“Kalau datanya seperti ini, berarti pemerintah daerah absen dalam upaya peningkatan perekonomian di desa tersebut. Semisal, dalam membantu petani di harga gabah, harga jual produk pertanian dan perikanan,” ujarnya, kepada media ini, Jumat (1/10/2021).
Dia pun kemudian menjabarkan, mengutip kalimat dari buku yang ditulis Soetandyo (1995).
“Kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi struktur, atau tatanan kehidupan yang tidak menguntungkan, disebut tidak menguntungkan karena tatanan itu tidak hanya memicu, tetapi juga melestarikan kemiskinan di kehidupan masyarakat,” jelasnya.
Dilanjutkan dia, hasil perhitungan tingkat kemiskinan sektoral-regional menunjukkan bahwa hampir di semua daerah sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan merupakan penyumbang terbesar bagi tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia.
Hilman pun menyinggung, ada kesan upaya peningkatan ekonomi di Karawang hanya dilakukan di wilayah perkotaan.
“Mestinya, kekuatan ekonomi terlebih dulu dilakukan di desa. Dan sangat ironis, kemiskinan terjadi pada para buruh tani,” ucapnya.
Sektor industri yang juga menjadi potensi untuk peningkatan perekonomian masyarakat, tambah Hilman, justru tak berjalan seperti yang diharapkan.
“Ribuan industri yang seharusnya bisa menampung anak-anak dari desa, malah tak berjalan baik. Angka pengangguran tetap saja tinggi. Lalu, kota industri ini untuk siapa?” kata Hilman.
Terpisah, dilansir dari detik.com, Jumat (1/10/2021), Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengakui adanya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kemiskinan ekstrem di wilayahnya, dan akan segera divalidasi kebenaran datanya.
“Memang ada 7 provinsi, dan termasuk Jawa Barat dan Karawang masuk dalam 5 kabupaten kota yang menurut data BPS memiliki kemiskinan ekstrem di wilayah utara ada 25 desa, dan tentunya itu perlu divalidasi datanya. Oleh karenanya besok kita akan panggil 25 kepala desanya dan kita akan bahas hal itu,” kata Teh Celli saat ditemui usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Karawang, Kamis (30/9/2021).
Pada prinsipnya, ia menjelaskan permasalahan kemiskinan perlu diselesaikan dengan berbagai program kesejahteraan sosial.
“Tentunya hal ini perlu dibereskan, dan sebenarnya program untuk kesejahteraan sosial ini begitu banyak tapi memang terkadang mungkin ada yang tidak tepat sasaran. Oleh karenanya kita akan tindaklanjuti hal ini besok,” katanya. (byu)