GUNUNG JATI, fajasatu – Melandainya kasus Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia disambut gembira masyarakat dan pelaku usaha, termasuk pelaku usaha travel pariwisata. Setelah hampir dua tahun terpuruk dengan berbagai aturan PPKM, kini mereka merasa lega.
Salah seorang pelaku usaha travel pariwisata, Yudi Suryadi mengaku bersyukur pandemi Covid-19 menunjukan tren penurunan secara signifikan. Artinya, owner 2D Tour & Travel ini sudah bisa menata kembali bisnisnya yang sempat tiarap selama masa darurat Covid-19.
“Alhamdulillah akhirnya saya beserta tim dapat kembali menyusun agenda perjalanan wisata yang sempat tertunda atau dibatalkan karena terimbas Covid-19,” kata Yudi di ruang kerjanya di Jalan Pandan, Desa Klayan, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jumat (19/11/2021).
Ia mengaku, selama masa pendemi Covid-19 sangat sulit bagi dirinya melakukan aktivitas usahanya. Pasalnya, kata dia, aturan PPKM yang ketat menyebabkan agenda perjalanan wisata banyak yang dibatalkan.
Dikatakan Yudi, saat ini sejak level PPKM menurun dirinya bersama tim di akhir pekan ini sudah menyiapkan dua agenda perjalanan wisata.
“Pertama rombongan study Tour MAN 5 Kalimukti Kabupaten Cirebon ke Yogyakarta dan Gunung Kidul sebanyak empat bus dan satu lagi ke Pangandaran. Semoga perjalanan wisata ini berjalan sukses sesuai yang sudah direncanakan,” katanya.
Yudi mengungkapkan, usaha di bidang travel pariwisata ini ia geluti sudah lama. Awalnya, Yudi bergabung di berbagai perusahaan perjalanan umrah dan wisata religi. Namun lama-kelamaan dirinya berkeiginan untuk membuka usaha sendiri.
“Lama bekerja di perusahaan travel wisata membuat bertambah pengalaman sehingga saya ingin mempraktekan ilmu yang sudah didapat,” ujarnya.
Diawali pada awal Desember 2019, dirinya membentuk usaha yang diberi nama 2D Tour & Travel singkatan dari Different Destination bersama seorang temannya. Sayangnya, lanjut Yudi, saat itu kasus Covid-19 sudah mulai ramai walaupun belum puncaknya.
“Hingga beberapa bulan saya sempat mengantar rombongan wisata ke Jogja, Bandung, Semarang dan beberapa tempat wisata religi lainnya. Namun ternyata kasus Covid-19 makin meningkat hingga pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM. Akibatnya usaha saya berhenti,” kata Yudi.
Pada Pebruari 2020, Yudi akhirnya memutuskan untuk berjalan sendiri. Sambil terus berharap kasus Covid-19 menurun, Yudi terus melakukan inovasi dan strategi baru serta menjaga hubungan baik dengan sejumlah klien.
Selain itu, dirinya juga terus mengembangkan usahanya dengan membentuk agen pemasaran di berbagai daerah.
“Saya memberi keleluasaan kepada para agen pemasaran dengan sistem bagi hasil. Agen hanya memperkenalkan lembaga atau perorangan, sedangkan saya bertugas untuk bernegosisasi hingga mencapai kesepakatan,” ujar Yudi.
Selanjutnya, dirinya akan mempersiapkan fasilitas perjalanan mulai dari bus pariwisata, rumah makan yang repesentatif, hotel, destinasi wisata, termasuk tiket masuk masuk lokasi wisata hingga tempat belanja untuk oleh-oleh khas daerah tersebut.
“Semuanya saya persiapkan dengan standar premium agar peserta rombongan wisata merasa puas. Pelayanan premium ini menjadi standar utama agar peserta wisata merasa terkesan,” katanya.
Yudi berharap, usaha yang dirintisnya ini menjadi ladang usaha yang saling menguntungkan dengan para agennya.
“Saya merintis usaha ini mulai dari nol. Semoga kedepan makin berkembang seiring dengan meningkatnya animo masyarakat berlibur untuk melepaskan penat dari rutinitas keseharian,” pungkas Yudi. (irgun)