MUARA ENIM – Rumah Batik Serasan merupakan salah satu rumah produksi batik khas Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan yang lahir di tengah pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini.
Pemilik Rumah Batik Serasan, Totok Adi Hermanto menceritakan, bagaimana pada 2020 lalu ketika pandemi Covid-19 melanda, banyak karyawan di-PHK, minimnya lowongan kerja serta hilangnya ruang bertatap muka, membuat dirinya bersama kawan-kawannya berpikir untuk meciptakan lapangan kerja untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah pandemi.
Berawal dari sikap peduli terhadap warisan budaya, pria yang akrab disapa Totok / totok ini, terinspirasi untuk membuat batik yang memiliki simbol keadatan dari Kabupaten Muara Enim. Hingga akhirnya Totok melekatkan adat Suku Semende yang khas pada dasar batik serasan.
Diketahui, Suku Semende memiliki banyak istilah dalam menjalankan adat dan tradisi budayanya, di antaranya yang paling dikenal adalah istilah Meraje dan Tunggu Tubang,
“Saya terinspirasi untuk menjadikan tumpal meraje sebagai ciri khas batik serasan,” ungkapnya kepada fajarsatu.com di lokasi workshop produksi batik, Kamis (28/1/2022).
Belum genap dua tahun, kini batik serasan mulai diminati oleh masyarakat dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim.
Selain batik cap, Rumah Batik Serasan (RBS) ini juga memproduksi batik tulis. Untuk batik cap sendiri dihargakan Rp 100 ribu per meter, sedang batik tulis mencapai p 2 juta, tergantung seberapa rumit pesanan.
“Rumah batik serasan lahirnya di masa pandemi, jadi tantangannya sangat luar biasa, dimana banyak orang yang di-PHK, sementara kita juga belum tahu apakah kita bisa bertahan atau tidak karena pada saat itu kita masih kesulitan dalam mencari pasar,” kata Totok.
Seiring berjalannya waktu, banyak pihak yang mendukung mulai dari pemerintah daerah, perusahaan-perusahaan yang membantu kita untuk memasarkan produk-produk yang kita buat.
Salah satu pengunjung sekaligus guru tata busana di salah satu SMK di Kabupaten Muara Enim, Sri Maryani mengatakan, mereka sangat mengapresiasi batik-batik yang diproduksi oleh Rumah Batik Serasan, apalagi batik serasan ini kesan kedaerahannya sangat menonjol.
Selain itu, menurutnya, budaya yang baik sangat perlu untuk dirawat dan dilestarikan, pihaknya juga berterima kasih karena selama ini bisa bekerjasama dengan pihak sekolah dalam membimbing anak-anak untuk belajar seni membayik
“Kami sangat berterima kasih pada seluruh tim yang ada di Rumah Batik Serasan, lebih maju dan lebih sukses lagi, kami juga berharap ke depannya anak-anak bisa terus bekerja sama di sini dalam bentuk pakerin,” kata Sri. (vian)