CIREBON – Sejumlah pedagang tempe dan tahu di pasar Arjawinangun mengeluhkan turunnya omset hingga 50 persen akibat mahalnya harga kedelai yang merupakan bahan baku tempe dan tahu.
Salah seorang pedagang tempe, Eli mengatakan, semenjak harga kedelai naik produsen tempe menaikan harga tempe hingga 20 persen, membuat pedagang omsetnya turun.
“Kita bingung kalau menaikan harga pembeli jarang mau, tapi kalau mengurangi ukuran tempe juga pembeli komplain karena akan menjadi kecil,” kata Eli pedagang tempe di Pasar Arjawinangun, Selasa (4/10/2022)
Harga tempe yang sebelumnya hanya Rp 6.000 kini harus dijual Rp 9.000 dan yang harga Rp 9.000 harus di jual Rp 11.500. Ia sangat berharap harga tempe kembali normal.
“Saya minta pemerintah untuk mengembalikan harga tempe murah lagi agar kami para pedagang ramai lagi, dan omset kembali meningkatkan,” pungkasnya. (de)