MAJALENGKA, fajarsatu.- Produksi jagung pada musim tanam ketiga ini menurun bila dibandingkan dengan musim tanam kedua.
Meskipun begitu, petani menyambut baik, karena harga per kilogramnya kini naik menjadi Rp 4.200,00. Sebelumnya per kilogram hanya Rp 3.900,00.
Kenaikan ini dipicu karena proses menanam pada musim kemarau ini cukup banyak pengeluaran untuk menyiram. Sementara pasokan air susah didapatkan petani jagung.
Sejumlah petani yang ditemui di wilayah Kelurahan Babakan Jawa Kecamatan Majalengka, Wawan, Didi dan Tiah mengatakan dengan naiknya harga tersebut, mereka akan mendapat keuntungan yang lumayan dibandingkan pada musim tanam ke-dua.
“Sekarang harganya Rp 4.200,00 naik ayeuna mah, karena kita banyak keluar modal, untuk pasokan air.” ungkap Wawan, Kamis (17/10/2019).
Petani lainnya,Didi menambahkan saat ini roduksi jagung bisa mencapai 7 ton per hektare.
Sementara musim tanam sebelumnya hanya 5 ton per hektare.
Ia berharap harga jagung masih akan naik mengingat musim kemarau masih panjang. Selain itu areal tanaman jagung di wilayahnya saat ini terkendala air.
“Pasokan air kurang, sehingga memicu harga jagung tinggi.” ungkapnya.
Petani lainnya di wilayah Maja, Eman menuturkan panen jagung memang bagus, namun saat ini stok barang di tingkat petani tengah kosong.
Dirinya memprediksi harga jagung akan kembali naik ke angka Rp 5 ribu.
”Saya prediksi harga jagung masih akan terus naik hingga mencapai Rp 5 ribu per kg, seiring dengan kurangnya stok barang di tingkat petani,” ungkapnya.
Sementara itu areal tanaman jagung di Kabupaten Majalengka berada di wilayah Kecamatan Maja, Majalengka, Panyingkiran, Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Majalengka dan sebagian di Kecamatan Lemahsugih. (FS-8)