CIREBON, fajarsatu.com.- Yayasan Ekonomi Sejahtera Indonesia (YESI) menggelar kegiatan perdana setelah disahkan di notaris pada 11 Maret lalu. Kegiatan tersebut berupa bakti sosial (baksos) berupa pemberian nasi kotak gratis untuk warga sekitar, Jumat (13/3/2020).
Kegiatan yang berlangsung di depan Masjid Nurul Hikmah, Desa Jatimerta, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon itu disambut baik warga. Menurut pendiri YESI, Sri Rahayu, kegiatan baksos ini sekaligus untuk sosialisasi dan memperkenalkan YESI ke masyarakat.
Lanjutnya, untuk kegiatan berikutnya, YESI akan meyelenggarakan pelatihan dan penyuluhan sertifikasi dan perizinan UMKM se-Kabupaten Cirebon pada 26-27 Maret mendatang di Gedung Negara Krucuk, Kota Cirebon.
“Nantinya para pelaku UMKM akan diedukasi cara membuat kegalitas Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) yang merupakan izin produksi pangan yang dihasilkan skala industri rumah tangga yang di tetapkan Badan pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dari Dinas Kesehatan (Dinkes),’ jelas wanita yang akrab disapa Bunda Ayu ini, Sabtu (14/3/2020).
Pesertanya, tambahnya, para pelaku UMKM yang telah mempunyai produk tapi belum ada legalitasnyam tetapi bagi pelaku UMKM yang belum mempunyai produk boleh menjadi anggota YESI karena pihaknya membuka lapangan pekerjaan berupa reseller dari produk UMKM anggota YESI.
“Targetnya supaya pelaku UMKM ini mendapat legalitas PIRT dari BPOM sehingga mereka tidak ada lagi hambatan jika akan mengikuti pameran dan pemasarannya. Tugas kami memfasilitasi dan memberika edukasi untuk mendapatkan legalitas usaha,” ucapnya.
Bunda Ayu menjelaskan, YESI ini merupakan wadah bagi para pelaku UMKM untuk saling berinteraksi, ajang silaturahmi, tukar informasi pemasaran dan saling membantu bila ada kesulitan untuk mencari solusi yang tepat.
Terkait pemasaran, pihaknya telah memfasilita melaui YESI onlineshop dan pihaknya akan bekerjasama dengan Nujek untuk mengantarkan produk yang dipesan kepada konsumen yang saat ini sedang proses MoU. Selain itu, YESI juga berencana membuat gerai produk UMKM minimal satu gerai di setiap kecamatan.
Ke depan, ujar Bunda Ayu, pihaknya juga secara berkala akan mengadakan pelatihan-pelatihan gratis untuk produk UMKM terutama bagaimana membuat kemasan yang bagus agar konsumen tertarik dengan produk tersebut.
“Alahmadulillah hingga saat ini anggota YESI sudah mencapai 120 lebih pelaku UMKM, walaupun baru disahkan melalui notaris pada 11 Maret lalu tetapi responnya sangat baik, bukan saja dari Cirebon namun juga dari luar Cirebon,” ungkapnya.
Dikatakannya, beberapa daerah dari Wilayah III Cirebon, bahkan dari Palembang minta dibuka DPC di daerah masing-masing. Namun, kata dia, untuk saat ini pihaknya masih memfokuskan diri di Cirebon dahulu agar organisasi ini lebih solid dan memperkuat struktural.
“Saya sendiri tidak menyangka sambutannya sangat bagus, tetapi kita perkuat dulu struktural dan soliditas organisasi,” tandas Bunda Ayu.
Diungkapkannya, pembentukan YESI ini berawal dari obrolan pelaku dan pemerhati masalah UMKM dan berkeinginan produk UMKM ini menjadi tuan di rumah sendiri. “Obrolan dua bulan lalu itu akhirnya melahirkan YESI yang dikuatkan dengan akte pendirian pada 11 Maret lalu,” pungkasnya.
Ia berharap, dengan lahirnya YESI ini akan memperkuat UMKM yang selama ini dianggap sebelah mata menjadi kekuatan besar perekonomian Indonesia. (irgun)