KUNINGAN, fajarsatu – Menginjakan kaki di Situs Taman Purbakala Cipari bagai berada kembali ke zaman purbakala. Batu-besar mengelilingi lokasi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan menandakan usia batu tersebut sudah ratusan tahun, bahkan ribuan tahun.
Seperti umumnya destinasi wisatadi Kabupaten Kuningan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selalu memperhatikan lokasi tempat wisata ditunjang infrasutruktur jalan yang mulus, membuat banyak wisata selalu menterbu Kuningan.
Seperti halnya lokasi wisata Situs Purbakala Cipari kondisi penunjang lingkungan sangat harmonis dengan objek wisata purbakala. Lingkungan yang nyaman dan tidak begitu ramai, lokasi ini sangat cocok sebagai wisata edukasi bagi anak sekolah.
Walaupun terdapat di lingkugan pemukiman penduduk, lokasi ini begitu menyatu dengan alam yang masih tertata dengan baik. Pohon-pohon besar dibiarkan hidup sehingga kesan teduh ditunjang hawa sejuk khas Kuningan, membuat para pengunjung betah tinggal di sana.
Taman Purbakala Cipari tak jauh dari pusat kota Kuningan, hanya 4 km. Situs ini merupakan situs peninggalan megalitik di Kabupaten Kuningan. Juga diduga sebagai sebuah situs desa permukiman purbakala dengan karakateristik peninggalan bangunan megalitik, seperti kubur batu dan menhir.
Situs seluas 700 m2 ini merupakan bagian dari areal Taman Purbakala Cipari yang memiliki luas 2.500 m2, sisanya merupakan lahan parkir dan rumah jaga. Situs Cipari merupakan bentuk pengembangan dan pemanfaatan situs purbakala yang berfungsi sebagai obyek wisata budaya sekaligus media pembinaan dan pengolahan jatidiri bangsa dan dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD).
Berada pada ketinggian 661 meter dari permukaan laut, situs ini tepat berada di kaki Gunung Ciremai dan berjarak sekitar empat kilometer dari Kota Kuningan Jawa Barat.
Ketika memasuki area Taman Purbakala, pengunjung akan dibuat takjub oleh sejumlah peninggalan budaya yang nampak dari pintu gerbang (arah kiri ke kanan) akan dijumpai menhir dengan tatanan batu, kemudian gelang batu dan kapak batu, dua buah peti kubur, menhir dengan tatanan lempengan batu sekeliling dibagian tanahnya. Kondisi objek masih tetap sama dan sesuai dengan kondisi pertama kali ditemukan.
“Situs Cipari ditemukan pada 1972 dengan adanya sebuah peti kubur batu yang merupakan satu ciri dari kebudayaan masa prasejarah,” ujar seorang petugas cagar, Soma, Minggu (12/7/2020).
Lanjutnya, penelitian arkeologi secara sistematis, di bawah pimpinan Teguh Asmar yang dilakukan mulai 1975 menghasilkan temuan-temuan perkakas dapur, gerabah, perunggu dan bekas-bekas pondasi bangunan. Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Selain menampilkan bebatuan purbakala, di lokasi ini juga terdapat museum yang berisi benda-bebda prubakala. Dalam museum itu terdapat banyak benda purbakala seperti kapak batu, gelang batu, kapak perunggu, gerabah, peti kubur batu, altar batu, menhir, meja batu dan banyak lainnya. (irgun)