Setelah sukses menggelar Project Trip 1 Majalengka pada 20-21 September 2020 dan Project Trip 2 Gunung Parang Purwakarta pada 18-19 Oktober 2020, kini para pelaku dunia periwisata yang tergabung dalam Indonesian Fighter Toursm Assocation (IFTA) kembali menggelar Project Trip 3 bertajuk “Explore to Central Java” 2020. Inilah catatan perjalanan yang ditulis Sekjen IFTA, Andri H. Somamiharja.
PROJECT Trip 3 IFTA dilakukan ke wilayah Jawa Tengah dengan tujuan Semarang, Wonosobo, Magelang dan Purworejo mulai 9 hingga 12 November 2020.
Ada tiga Team Explorer 2020 keberangkatan dalam Project Trip 3 IFTA kali ini, yakni Meeting Point Jakarta sebanyak 12 orang berangkat pukul 04.00 WIB, Meeting Point Bandung sebanyak empat orang dan Mepo Banyuwangi (Jawa Timur) sebanyak 4 orang, sehingga total Team Explore to Central Java 2020 sebanyak 20 orang.
Hari Pertama, Senin (9 November 2020)
Hari pertama kegiatan Team Explore Jawa Tengah saling bertemu di Semarang untuk melakukan kunungan ke Desa Wonolopo, sebuah desa wisata di Kota Semarang, Provpinsi Jawa Tengah.
Pada titik ini team dari berbagai Mepo Jakarta, Bandung dan Banyuwangi bertemu di Desa Wonolopo. Desa ini terlihat sedang bergeliat menumbuhkan ekonomi kerakyatan berbasis pariwisata.
Team berkunjung di suatu tempat Joglo yang disebut dengan Joglo Pawening Jati. Tempat yang cukup sunyi ini menunjukan keaslian Rumah Asli Jawa tengah, dengan arsitektur budaya Jawa kuno ini sangat melekat.
“Tempat ini bisa kita pakai untuk kegiatan gathering ataupun menginap disini,” jelas Sumitri, seorang tokoh penggerak desa dalam membangun Desa Wisata di Wonolopo.
Sangat unik, kesan pertama menggoda dan selanjutnya terserah anda, agaknya itulah kata-kata yang cocok ketika kaki menginjakan tanah di Desa Wisata Wonolopo.
Menurut keterangan Sumitri juga, desa ini juga dikenal sebagai desa jamu karena produksi jamu yang cukup dikenal di Jawa tengah ini. Team disuguhi dengan Jamu Beras Kencur. Rasanya yang enak, sehat dan menyegarkan.
Sekitar pukul14.00 WIB, team mulai bergerak menuju Kabupaten Wonosobo yang akan disambut oleh Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagyo yang sekaligus Ketua Penasehat IFTA Nasional.
Team diterima Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagyo di Ruang Pendopo sekaligus gala dinner bersama para pejabat Kepala Dinas Pariwisata, Bappeda, dan Dinas lainnya.
Dalam gala dinner ini dimanafaatkan IFTA untuk memperkenalkan diri dan mempresentasikan konsep Gerbang Digital Pariwisata (GDP) Pustaka (Pusat Informasi Pariwisata Kota/Kabupaten/Kewilayahan) hasil buah karya IFTA untuk Indonesia.
Pada kesempatan ini team memberikan informasi GDP Pustaka kewilayahan yang saat ini sudah dibangun dan sudah 90 persen pembangunannya di Puncak Bogor. Kedepan harapan team, GDP Pustaka akan dibangun di beberapa wilayah seperti Majalengka, Wonosobo, Magelang dan Banyuwangi. Target kedepan, setiap wilayah pariwisata akan dibangun GDP Pustaka kewilayahan.
Kedepan GDP Pustaka setiap wilayah akan dibangun GDP Pustaka Indonesia yang bertujuan untuk menyambungkan informasi dari seluruh wilayah yang telah dibangun perwilayah dan sekaligus untuk mengatur pembayaran dan transaksi paket dan koordinasi rantai supply pariwisata antar daerah atau wilayah yang bisa jadi sebagai pasar wisata daerah lainnya dan sekaligus sebagai tujuan destinasi wisata bagi daerah lainnya.
Yang menarik setelah acara gala dinner ini, team diajak ngopi bareng dengan salah satu seniman dan budayawan Wonosobo, yaitu Mas Hengki.
Selanjutnya, team diajak menelusuri malam di Kota Wonosobo yang berakhir di sebuah rumah sangat unik. Rumah tersebut dipenuhi barang-barang seni yang mengagumkan. Sempat juga Mas hengki memainkan suatu alat musik Jawa kuno yang belum ada di tempat lain, yaitu alat musik Jawa Kuno bernama Bundengan.
Bentuk Bundengan ini seperti tudung hujan kuno, tapi sekaligus berfungsi sebagai alat musik. Perjalanan hari pertama diakhir dengan bermalam di Rumah Pendopo Wakil Bupati yang biasa dipakai oleh tamu-tamu resmi Kabupaten Wonosobo. (*)
Reportase: Andri H. Somamiharja
Redaktur: Irwan Gunawan