Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku Biografi Tokoh
SETIAP orang memiliki pengalaman hidup masing-masing. Suka dan duka, manis dan pahit serta terang dan gelapnya adalah kondisi yang pasti dilalui. Hal demikian menjadi pengalaman berharga untuk terus berbenah.
Bang Hercules adalah salah satu sosok yang sejak lama hidup di dunia yang gelap: premanisme. Namun siapa sangka, sosok yang kerap memimpin aksi kekerasan ini tak menutup hidayah Allah masuk ke hatinya.
Masa lalu yang dinilai kelam ternyata tak membuatnya berhenti belajar dan berbenah. Ia kerap membangun silaturahim kepada para tokoh, membantu mereka yang yatim piatu dan mereka yang secara ekonomi berkekurangan.
Kini Bang Hercules sudah berubah. Ia telah menjadi sosok baru yang peduli dan akrab dengan semua kalangan. Ia sudah kembali pada titik hidayah yang ia harapkan sejak lama. Ia sudah kembali pada fitrahnya yang asli.
Bang Hercules bukan lupa pada masa lalu, sebab itu hal yang susah dilupakan. Namun ia sadar bahwa hidup tak berhenti di sini, tapi berlanjut hingga nanti. Karena itulah ia berbenah dan sadar sebagai manusia biasa.
Ia sadar Allah tak menutup pintu bagi siapapun untuk kembali pada rute yang seharusnya. Ia Maha Pengasih dan Penyayang pada hamba-Nya yang hendak memperbaiki diri. Dan itulah rute yang dipilih Bang Hercules saat ini.
Karena itu pulalah label preman yang disematkan pada dirinya sudah tak relevan lagi. Ketua Umum GRIB ini sudah berubah. Ia sudah mengubah rute perjalanannya. Ia kini sedang meniti rute menuju cahaya terang.
Sebagai bagian dari orang timur Indonesia, saya mendoakan mudah-mudah setiap ikhtiar Bang Hercules untuk meniti jalan baru dibimbing dan diberkahi Allah. Sebab rute ini terang namun penuh dan kaya tantangan.
Sebagai sesama kita layak mendoakan agar ia selalu mendapat bimbingan, sehingga tak kembali ke masa lalu yang kelam. Mendoakan yang baik untuknya berdampak dan bakal kembali pada kita sendiri, jadi amal jariyah! (*)