KEDAWUNG, fajarsatu – Selama masa pandemi Covid-19, Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon sebut tidak mempengaruhi kuantiti ekspor hasil laut.
Seperti apa yang diungkapkan oleh Kepala SKIPM Cirebon, Obing Hobir As’ari jika pandemi covid-19 tidak mengurangi jumlah ekspor hasil laut. Pasalnya sampai sejauh ini pihaknya di setiap bulannya secara rutin mengekspor hasil laut sebanyak 5-10 kontainer produk perikanan asal Kota Udang diekspor setiap harinya.
Menurut dia, jumlah tersebut berdasarkan surat penjaminan mutu yang dikeluarkan jajarannya untuk memastikan kualitas produk yang akan diekspor tersebut.
“Sebelum diekspor sampel produknya harus dikirimkan kepada kami untuk diperiksa mutu dan kualitasnya,” kata Obing Hobir As’ari saat ditemui usai Sosialisasi UU RI Nomor 21 Tahun 2019 di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon, Jalan Cideng Indah, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jumat (3/7/2020).
Negara yang menjadi tujuan dalam aktifitas ekspor hasil laut di wilayah Cirebon Raya mayoritas dikirim ke Amerika, Tiongkok, Jepang, Arab Saudi, dan lainnya.
“Produk-produk tersebut dikirim melalui jalur laut via Pelabuhan Tanjung Priok DKI Jakarta dan Tanjung Mas Semarang,” bebernya.
Biasanya produk perikanan itu dikirim dari Cirebon melalui jalur darat menuju dua pelabuhan tersebut kemudian diekspor ke negara tujuan.
“Produk dari Cirebon di antaranya, rajungan kaleng, cumi, ikan asin, makarel, udang olahan, kerupuk ikan, dan lainnya,” ujar Obing Hobir As’ari.
Bahkan, kata dia, tahun ini ada produk perikanan baru yang diekspor ke Thailand, yakni tepung udang rebon.
Produk tersebut menjadi produk hasil inovasi, karena produk itu dikonsumsi oleh manusia bukan sebagai pakan ternak hewan.
“Untuk produk asal Cirebon ini selalu diterima, belum pernah ada penolakan dari negara tujuan,” kata Obing Hobir As’ari. (dave)