Sabtu, 10 Mei 2025
  • Login
fajarsatu.com
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
fajarsatu.com
No Result
View All Result

Mental Gratisan, Silahkan Minggir!

Admin
11/08/2020 14:49
in Opini
0
Mari Menulis, Mencicil Sejarah!
Share on FacebookShare on Twitter

Work online and earn real money

Oleh: Syamsudin Kadir

SEORANG anak memilih menjadi peternak ayam. Ia seorang yatim-piatu. Orangtuanya telah meninggal sejak ia masih berusia 5 tahun. Kini ia duduk di kelas 9 SMP. Sehari-hari dia menjaga ayam dan menjualnya. Hasilnya dipakai modal jualan pakian. Anak ini punya banyak teman di beberapa tempat.

Singkat cerita jadilah ia seorang pedagang berbagai jenis pakian. Ia mengontrak sebuah toko bekas di sebuah pusat perbelanjaan. Ia publikasi di berbagai akun media sosial yang ia miliki sejak ia awal-awal kelas 6 SD di sebuah sekolah yang tak jauh dari rumah seorang nenek tempat ia numpang tinggal.

Beberapa kesempatan teman-temannya menyaksikan ia di toko tempat ia berjualan. Ada begitu banyak pengunjung dari berbagai tempat atau daerah yang lewat di depan tempat ia berjualan. Sebagian sekadar bertanya harga dan jenis pakian, sebagian yang lain langsung belanja.

Naifnya, hampir setiap hari teman-temannya datang berkunjung dan meminta secara gratis pakian jualannya. Awalnya ia memaklumi sikap mereka. Sebab namanya teman, ya sikapnya beragam. Sebagai teman, ia pun tak begitu menghiraukan. Hitung-hitung biar tempat jualan ramai pengunjung. Walaupun tetap saja ia tak memberi gratisan, sebab ia membangun usaha butuh modal.

Bacajuga

SMAN Talun Hanya Mimpi?

Apakah ini Ramadhan Terakhir Kita?

RLS dan IPM

Namun belakangan ia merasa ada yang tak beres. Ia membayangkan bila ia meng-iya-kan semua selera temannya, maka barang jualannya bakal habis. Bukan itu saja, mungkin saja modal usahanya bisa-bisa habis dan tidak bisa berjualan lagi.

Pembaca yang baik, saya memahami si anak tadi dari sisi yang berbeda. Begini, coba bayangkan bila si anak tadi menjual 50 pic kaos, 100 pic celana, 100 pic baju muslim, 50 baju batik dan seterusnya. Lalu semua temannya minta gratisan sesuai seleranya masing-masing. Semuanya atas nama teman.

Pertanyaannya, apakah uang si anak untuk modal membeli baju kaos, celana, baju bahkan ayam yang kelak dijual bisa kembali? Silahkan jawab masing-masing secara jujur. Lalu posisikan diri kita pada posisi si anak tadi. Kemudian bayangkan kita mengalami hal serupa.

Tak perlu panjang-lebar, saya sih hendak berkata seadanya saja. Hargai karya atau usaha orang yang kita kenal dengan paket harga bukan dengan paket gratisan. Bukan soal uang tapi soal mental. Diri kita masih punya harga dan bukan manusia gratisan kan?

Bagaimana mungkin kita bisa dihargai manakala kita malah enggan menghargai usaha atau karya orang lain. Coba bayangkan, orangtua kita pedagang bakso. Lalu teman atau tetangga minta makan bakso gratisan semua. Dan itu tak sekali tapi berkali-kali. Ya bisa dikatakan setiap hari. Apakah orangtua kita masih bisa berjualan?

Dalam banyak kesempatan, ada banyak teman saya yang memiliki usaha kecil-kecilan. Ada yang jual bakso, pakian, makanan, buku, koran dan sebagainya. Saya awalnya mau minta gratisan. Cuma saya mikir, kalau orang semacam saya yang demikian itu jumlahnya banyak, maka teman-teman saya bakal bangkrut dan tidak bisa memajukan usaha.

Belakangan saya sadar, saya mesti tahu diri. Saya belajar untuk memahami latar usaha dan jenis usaha teman-teman saya. Saya mesti mendengar nurani saya tentang mereka yang berusaha atau punya karya. Kalau untuk urusan lain saya berani berkorban, sekadar menyisihkan untuk kebutuhan saya sendiri dengan tidak meminta gratisan, masa untuk kemajuan usaha dan karya teman sendiri masih pakai mental gratisan?

Lagi-lagi ini bukan sekadar nominal uang atau materi dan segala macamnya, tapi ini soal mental, terutama kemampuan mengapresiasi usaha atau karya orang lain. Jadilah generasi unggul, bukan generasi gratisan. Singkatnya, mental gratisan, silahkan minggir. Selain tak layak juga bikin mental bertambah rapuh. (*)

(*)Syamsudin Kadir adalah Penulis buku “Melahirkan Generasi Unggul”

Tags: ArtikelGratisMentalMinggirOpiniSyamsudin Kadir

Related Post

Buku KAMMI Bisa Beribu-ribu Judul
Opini

Buku KAMMI Bisa Beribu-ribu Judul

Admin
02/05/2025 15:37
Pendidikan untuk Kemajuan Bangsa
Opini

Pendidikan untuk Kemajuan Bangsa

Admin
02/05/2025 09:03
Modal Penting Menggapai Kesuksesan
Opini

Buku, Pena dan Kita

Admin
01/05/2025 12:31
Pesan Kang Dedi Mulyadi Di Forum Kades – Lurah Se-Jawa Barat
Opini

Pesan Kang Dedi Mulyadi Di Forum Kades – Lurah Se-Jawa Barat

Admin
29/04/2025 15:20
Konsekwensi Ekspetasi Penilaian Kinerja ASN
Opini

Konsekwensi Ekspetasi Penilaian Kinerja ASN

Admin
29/04/2025 13:43
Opini

NGOPI BRO pada Kementerian Agama

Admin
28/04/2025 10:33
Bang Hercules Juga Manusia
Opini

Bang Hercules Juga Manusia

Admin
28/04/2025 09:23
Modal Penting Menggapai Kesuksesan
Opini

Menulis itu Menyicil

Admin
27/04/2025 11:15

Populer

  • Pasar Berkah KOIN NU, Sayur Gratis untuk 100 Penerima Manfaat

    Pasar Berkah KOIN NU, Sayur Gratis untuk 100 Penerima Manfaat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Anggota DPR RI Kardaya Warnika Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan kepada Para Siswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musrenbang RPJMD dan RKPD Pemkab Majalengka Digelar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Daftar Nama 176 Kuwu Baru se-Kabupaten Cirebon

    205 shares
    Share 205 Tweet 0
  • Pacu Inklusi Keuangan Dukung Asta Cita, OJK Luncurkan Indeks Aksed Keuangan Daerah (IKAD)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website

No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

- Select Visibility -

    error: Content is protected !!