CIREBON – Siapa yang tidak kenal kerupuk melarat? Cemilan ini mudah ditemukan di sentra oleh-oleh dan warung pinggiran di Kota dan Kabupaten Cirebon. Biasanya kerupuk melarat ini dijual dengan cara digantung menggunakan plastik transparan.
Kerupuk melarat ini berukuran besar juga warna warni dan agak gosong. Tapi jangan salah, kerupuk sangray rasa ini gurih dan kriyuk.
Namun, para produsen kerupuk melarat di Desa Gesik, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon tidak mengalami dampak signifikan di tengah masalah minyak goreng (migor) baik kemasan maupun curah yang mahal dan sempat langka dipasaran.
Walaupun untuk memasak krupuk melarat menggunakan pasir, namun produsen mengeluhkan harga bahan baku tapioka harganya melonjak.
Di salah satu produsen pembuatan kerupuk melarat di Desa Gesik hingga hingga saat ini masih tetap eksis memproduksi panganan kerupuk melarat.
Meski di tengah harga minyak yang yang kini tinggi dan sempat adanya kelangkaan minyak goreng curah, bagi produsen kerupuk melarat ini sama sekali tidak berdampak.
Pasalnya dalam pembuatan krupuk melarat mengandalkan cuaca terik matahari untuk penjemuran sebelum dimasak yang umumnya tidak menggunakan minyak goreng, melainkan menggunakan pasir untuk memasaknya.
Hanya saja saat ini, yang menjadi keluhan produsen pembuatan kerupuk melarat mengenai masalah bahan baku tapioka yang mengalami kenaikan harga signifikan.
Sebelumnya harga tapioka sebesar Rp 600 ribu per kwintal, saat ini naik menjadi Rp 1 juta per kwintal.
Elik, salah satu produsen kerupuk melarat di Desa Gesik mengatakan, menjelang bulan suci Ramadhan ini, permintaan krupuk melarat mulai ada lonjakan.
“Namun untuk produksi sementara ini sekitar dua kwintal per harinya. Ada kenaikan dibanding masa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Sementara harga jual kerupuk melarat yang belum jadi ini sebesar Rp 13.500 per kilo gramnya. Para produsen kerupuk melarat meminta kepada pemerintah melalui dinas terkait untuk mengontrol harga tapioka agar kembali ke semula.
“Kalau harga tapioka terus naik, dikuatirkan banyak produsen kerupuk melarat gulung tikar,” pungkas Elik. (yus)