CIREBON, fajarsatu.- Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Cirebon menggelar acara sharing session yang berlangsung di Aula KPPBC Tipe Madya Pabean C Cirebon, Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Kota Cirebon, Jumat (28/2/2020).
Dengan mengusung tema “Upaya Mendorong Investasi dan Ekspor Dalam Rangka Meningkatkan Perekonomian Daerah untuk Mewujudkan Jabar Kahiji” kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Kanwil DJBC Jawa Barat serta Anggota Komisi XI DPR RI, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, serta instansi di wilayah Ciayumajakuning.
Kepala Kanwil Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Barat, Saipullah Nasution mengatakan, secara statistik investasi dan ekspor di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) tertinggal di Jawa Barat.
“Ketertinggalan ini tentu harus kita kejar. Dari satu sisi kita melihat kekuatan kita sangat banyak, artinya lokasi, fasilitas hingga tenaga kerja punya semuanya, tapi kita tertinggal,” ujarnya usai kegiatan.
Oleh karena itu, lanjut Saipullah, Bea dan Cukai mempunyai invisiatif untuk mendorong percepatan agar wilayah Ciayumajakuning ini bisa maju dalam investasi, yang tentu kegiatan inventasi diharapkan dapat meningkatkan ekspor.
“Sinergi ini tentu penting, karena kita ingin mempermudah proses layanan yang ada di wilayah Ciayumajakunig ini,” terangnya.
Mengenai upaya percepatan, kata Saipullah, pertama tentunya akan bentuk tim dan melihat simpul-simpul mana saja yang masih perlu pembenahan.
“Bahwa kami di Bea Cukai, semua pekerjaan ditempat kami terukur. Bahkan layanan secara elektronic hitungannya hanya menit saja, paling 15 menit satu proses impor sudah selesai. Tapi kalau memang terkena jalur merah, perlu ada laboratorium dan segala macam,” bebernya.
“Sehingga, secar komulatif harus menghitung dan kami di Bea Cukai itu 8 jam sudah selesai urusan dengan kita,” tambahnya.
Hal seperti ini, tambah Saipullah, harus equivalent dengan perijinan yang lain. Dimana, cepat di Bea Cukai, tapi di Pemda tidak cepat atau di tempat lain tidak cepat, akhirnya para investor tentunya akan melirik daerah lain yang lebih cepat.
“Seperti yang disampaikan Kepala Kantor Bogor, ada beberapa perusahaan disana yang ingin ekspansi ke wilayah lain. Mestinyakan mereka pilih yang lebih dekat di Jawa Barat ini seperti di wilayah Ciayumajakuning, karena jalan tol ada, pelabuhan, bandara ada, hingga tenaga kerja, dan UMK lebih murah dari Bogor,” bebernya.
“Tetapi investor memilih ke wilayah sebelah, Ini tantangan bagi kita. Oleh akrena itu pertemuan yang kita inisiasi hari ini supaya kita bisa melihat semua itu dan mendorong agar investor tidak ke wilayah lain,” pungkasnya. (FS-7)